BANDUNG, KabarKampus – Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Bandung (FKPMB) mengecam keras pemecatan pengurus Pers Mahasiswa Suara USU oleh Rektor Universitas Sumatera Utara (USU). Dalam kesempatan tersebut mereka mendesak agar Rektor USU mencabut SK Pemecatan sebagai anggota LPM Suara USU tersebut.
Dukungan ini disampaikan FKPMB menjelang sidang perdana gugatan LPM Suara USU atas SK Pemberhentian terhadap pengurus LPM Suara USU. Sidang ini digelar di Pengadilan Tata Usaha Negara, Medan, Rabu, (14/08/2019).
Rian Hamdani, salah satu perwakilian FKPMB mengatakan, persoalan LPM Suara USU bermula dari cerpen “Ketika Semua Menolak Kehadiranku Didekatnya”. Buntut cerpen tersebut adalah pemecatan seluruh pengurus Lembaga Pers Mahasiswa Suara USU.
“Berkat keputusan Rektor melalui SK Nomor 1319/UN5.1.R/SK/KMS/2019 sebanyak 18 pengurus dipecat,” kata Rian dalam siaran pers yang dikeluarkan FKPMB, Rabu, (14/08/2019).
Bagi Rian, adanya tindakan pembatasan ruang gerak Pers Mahasiswa ini justru salah satu pelanggaran kebebasan berekspesi. Ranah Pers Mahasiswa yang memang berkecimpung di dunia literasi, menjadi suatu tindakan yang mengancam kemajuan intelektual dari sisi literasi.
“Kami selaku Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Bandung mengecam keras atas kasus yang terjadi, tegas Rian.
Oleh karena itu selain mendesak Rektor mencabut SK pemecatan sebagai pengurus Suara USU, mereka juga meminta Rektor memberikan kebebasan berekspresi kepada Suara USU sesuai Undang-undang yang berlaku. Selain itu menuntut Rektor untuk memberikan hak-hak kepada Pengurus LPM Suara USU.
“Mengecam tindakan sewenang-wenang rektor terhadap LPM Suara USU,” ungkapnya.
FKPMB ini terdiri dari UPM Isolapos UPI, LPM Lensa Women IWU, Pers Mahasiswa Suara Mahasiswa Unisba, LPM Gemasuara, LPM Suaka UIN SGD, Tripod Jurnalistik, LPM Momentum Unla, Jurnalpos Media UIN SGD, LPM Jumpa Unpas, E-Pers Ekuitas, I-Mage Ikopin, Warta Kema Unpad, dJatinangor Fikom Unpad, Media Peradaban, Daunjati ISBI, Arteri Pers, Aksara Tel-U, Persma Genera, BPPM Pasoendan Unpas, Pharms UBK, Media Parahyangan Unpar.[]
