YOGYAKARTA, KabarKampus –Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meloloskan sebanyak 25 tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-32 tahun 2019. Jumlah ini menjadikan UGM sebagai tim terbanyak di ajang Pimnas 2019.

Dalam rilis yang dikeluarkan Ditjen Belmawa Kemenristekdikti UGM dinyatakan berada di urutan teratas dengan meloloskan 25 judul proposal PKM. Kemudian diikuti urutan kedua dan ketiga IPB dan ITS dengan 23 proposal, lalu urutan keempat UNY dengan 22 proposal.

Urutan kelima dan enam adalah Universitas Hasanuddin, dan Universitas Negeri Makasar masing-masing meloloskan 21 proposal. Sementara empat pergutuan tinggi lain yang masuk 10 besar, yaitu Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Surabaya, dan Universitas Airlangga.

- Advertisement -

Agenda utama dari PIMNAS adalah presentasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) lima bidang, PKM Gagasan tertulis (PKM-GT) dan PKM Gagasan Futuristik Konstruktif (PKM-GFK) serta Lomba Poster dan Gelar Produk PKM. Dalam PIMNAS kali ini juga diisi dengan agenda ilmiah penunjang, antara lain Studium General, Sarasehan Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan, Lomba Pimnas Non-PKM, SMA Goes to Campus, Bazaar dan PKM Investment Summit, Keakraban dan Aksi Peduli Lingkungan serta Wisata Kota.

PIMNAS ke-32 rencananya akan digelar di Garuda Wisnu Kencana Kencana (GWK) Cultural Park Badung, Bali, pada Selasa (27/08/2019). Acara pembukaan akan diramaikan dengan pergelaran seni budaya bertajuk “Satu dalam Kebhinekaan”. Sementara itu, acara penutupan dan pengumuman juara rencananya akan digelar di Taman Budaya Art Centre Denpasar, Jumat (30/08/2019).

PIMNAS merupakan program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ditjen Belmawa Kemenristekdikti) di bidang penalaran dan kreativitas mahasiswa. Terselenggaranya PIMNAS untuk menciptakan iklim ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tercipta mahasiswa Indonesia yang kreatif, inovatif, unggul, mandiri  berlandaskan budaya nasional dalam bingkai kebhinekaan.