Peta sebaran virus korona jenis baru di dunia. (Dok WHO)
BANDUNG, KabarKampus – Indonesia tidak boleh lengah dalam menghadapi wabah virus korona baru (Novel Coronavirus (2019-nCoV)). Virus yang berasal dari Wuhan, China, itu dilaporkan telah menyebar ke 14 negara, termasuk negara-negara tetangga Indonesia seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.
Jika melihat peta sebaran Novel Coronavirus yang diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)), negara yang terkonfirmasi memiliki pasien positif virus Wuhan tersebut ditandai dengan titik merah. Titik merah terdekat dengan Indonesia ada tiga, yakni Malaysia yang berbatasan dengan Kalimantan dan Singapura yang berdekatan dengan pulau Sumatera. Di luar dua negeri tetangga, Australia juga patut diwaspadai karena sudah terdapat pasien terkonfirmasi virus mematikan tersebut.
Menurut WHO dalam laporan terbarunya Selasa (28/1/2020), di Malaysia ada 4 kasus terkonfirmasi, Singapura 7 kasus terkonfirmasi, dan Australia 5 kasus terkonfirmasi. Sementara negara asal Virus, China, WHO menandai dengan banyak titik merah yang artinya wabah ini sudah menyebar di banyak tempat di dataran negeri panda itu.
Pernyataan WHO ketika pertama kali virus ini merebak, belum diketahui sumber utama maupun terjadinya penularan antar pasien di luar China. Kendati demikian, WHO mencatat setiap pasien yang terkonfirmasi positif terkena virus korona baru sebelumnya memiliki riwayat perjalanan dari China.
“Kita tahu bahwa ada penularan dari manusia ke manusia di China, tetapi untuk saat ini tampaknya terbatas pada kelompok keluarga dan petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi,” kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari situs resminya.
“Pada saat ini, tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia di luar China, tetapi itu tidak berarti itu tidak akan terjadi.”
Novel Coronavirus atau virus korona baru adalah virus jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus ini bagian dari keluarga besar Coronaviruses (CoV) yang merupakan virus penyebab penyakit flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). MERS-CoV dan SARS-CoV pernah mewabah beberapa tahun lalu.
Virus baru korona dapat menyebabkan penyakit parah, dan bahkan membunuh meskipun bagi kebanyakan pasien menyebabkan gejala yang lebih ringan. “Kita tahu bahwa di antara mereka yang terinfeksi, seperempat pasien mengalami penyakit parah,” katanya.
Pasien yang meninggal kebanyakan memiliki penyakit lain yang menyertai seperti hipertensi, diabetes atau penyakit kardiovaskular yang melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka.
Wabah ini cepat menyebar sejak diketahui di Wuhan pada 31 Desember 2019. Secara global, per Selasa (28/1/2020) WHO melaporkan 4.593 kasus terkonfirmasi, sedangkan di China terdapat 4.537 kasus. Jumlah kematian akibat virus Wuhan ini 106 orang.
WHO dan jaringan negara-negaranya mengaku masih melakukan penelitian ilmiah pada virus baru ini. Yang diteliti meliputi sumber virusnya yang diduga berasal dari hewan ke manusia, faktor yang membuatnya cepat sekali menyebar, dan profil klinis atau tingkat keparahannya.
WHO memuji langkah cepat yang dilakukan pemerintah China dalam melakukan penanganan wabah virus ini termasuk dalam hal transparansi data sebaran virus. Data ini sangat penting untuk dianalisa dan menentukan langkah pencegahan agar virus tidak semakin mewabah di negara lain.
China dinilai telah melakukan kerja sama dan transparansi yang baik dan “berhasil mengisolasi dan mengurutkan virus dengan sangat cepat, dan telah berbagi urutan genetik itu dengan WHO dan komunitas internasional”.
WHO telah merekomendasikan pembatasan yang lebih luas pada perjalanan atau perdagangan, penyaringan keluar di bandara. Begitu juga kepada negara-negara lain di luar China. Masyarakat global diminta menjaga kebersihan sebagai pencegahan seperti menghindari kontak dengan orang sakit, kontak dengan hewan, mencuci tangan, menutupi mulut dan hidung saat bersin, dan sebagainya.
WHO berjanji akan segera memotong penyebaran virus, terutama “mencegah penularan dari manusia ke manusia”. WHO mengikuti wabah ini setiap menit setiap hari, di tingkat negara, regional dan global. “Kami telah memberikan panduan kepada semua negara untuk identifikasi, pengelolaan, dan penahanan virus yang cepat,” katanya.
Suspect di Indonesia
Rekomendasi dan panduan WHO tentutnya berlaku bagi Indonesia. Pemerintah tidak boleh lengah, apalagi menganggap remeh virus Wuhan ini. Meski sejauh ini belum ada laporan pasien positif terserang korona baru.
Sejumlah rumah sakit di Indonesia telah merawat beberapa pasien yang memiliki gejala virus corona baru, yakni demam, sesak napas, batuk, serta memiliki riwayat perjalanan dari negara terinfeksi.
Di Bandung, Jawa Barat, Rumah Sakit Hasan Sadikin merawat dua orang pasien yang diduga terkena virus tersebut. Pasien pertama berinisial HGI usia 35 tahun. HGI warga negara China. Pasien kedua pria berinisial HA usia 20 tahun, warga Bandung yang telah melakoni perjalanan ke Singapura.
Dua pasien tersebut dirawat di ruang isolasi khusus RSHS karena sama-sama memiliki riwayat kontak dengan negara yang memiliki kasus positif virus korona baru. Pada Senin (27/1/2020), RSHS telah mengirimkan sampel kedua pasien ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan untuk diteliti ada tidaknya virus baru ini. []