BANDUNG, KabarKampus – Tidak semua pasien yang diduga terkena virus korona jenis baru (novel coronavirus (2019 nCov)) harus diisolasi di rumah sakit. Ada juga pasien yang bisa dirawat dan diisolasi di dalam rumah, tentunya dengan pemantauan tenaga medis.
Ketentuan tersebut tertuang dalam buku pedoman dan kesiapsiagaan menghadapi korona yang menjadi pegangan rumah sakit. Dalam buku ini, ada empat golongan pasien yang diduga korona. Masing-masing golongan memiliki kriteria yang menentukan jenis perawatannya.
dr. Nucki Nursjamsi, Sp.OT(K), Direktur Medik & Keperawatan RSHS, golongan pertama adalah orang dalam pemantauan. Orang ini memiliki riwayat perjalanan dari negara yang positif memiliki pasien terjangkit virus korona, dan memiliki gejala demam dengan suhu di atas 38 cercius, disertai batuk dan pilk.
Menurut Nucki, tipe penyakit pada orang tersebut tidak perlu bikin panik. Dia bisa melakukan kontrol kesehatan ke fasilitas kesehatan terdekat seperti klinik primer atau puskesmas. Selanjutnya fasilitas kesehatan tersebut akan menyarankan dilakukan isolasi di rumah, bukan di rumah sakit.
“Jadi harus ada tiga kriteria tadi baru disebut orang dalam pemantauan. Untuk tipe ini tak perlu panik, cukup kontrol ke pusat kesehatan puskes atau rumah sakit lain dan disarankan isolasi diri di rumah. Jadi tak perlu ke RSHS,” katanya, dalam jumpa pers di RSHS, Bandung, Kamis (30/1/2020).
Dengan kata lain, pasien dengan kriteria pemantauan tidak perlu datang ke RSHS. Dia sebenarnya cukup melakukan isolasi diri di rumah dengan pemantauan dari layanan kesehatan atau dinas kesehatan. Pemantauan dilakukan selama 14 hari. Jika dalam kurun waktu tersebut muncul gejala pneumoni (infeksi paru), baru ia akan dilakukan perawatan dan isolasi. Tapi bisa juga selama 14 hari tersebut kondisi pasien membaik.
Golongan kedua, kata Nucki, pasien dalam pengawasan. Kriterianya, apabila pasien tersebut telah melakukan perjalanan dari negara yang positif terjangkit virus korona, pasien juga pernah kontak dengan pasien terkonfirmasi korona (korona positif). Hal ini disertai gejala klinis seperti demam, batuk pilk atau pneumonia (infeksi paru) yang dibuktikan dengan pemeriksaan rontgen.
“Untuk kelompok kedua ini harus diisolasi di rumah sakit yang punya sarana isolasi,” terang Nucki.
Tata laksana merujuk pasien yang masuk kelompok kedua ini, Nucki mengingatkan ada sistem yang harus dijalankan. Antara lain, sistem informasi yang harus dijalankan oleh rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang akan merujuk, yakni harus memberitahu pihak RSHS agar bisa melakukan persiapan. Dengan demikian akan disiapkan tenaga perawat yang memakai alat perlengkapan atau perlindungan diri lengkap.
“Itu harus diketahui masyarakat dan rumah sakit yang akan merujuk,” tandasnya. Kelompok ketiga adalah pasien probable, dan kelompok keempat adalah pasien yang terkonfirmasi dari hasil pemeriksaan laboratorium seperti pada dua pasien yang sebelumnya sempat dinyatakan suspect dan dirawat di RSHS.
Dua Suspect RSHS Negatif
Kondisi dua pasien dugaan korona yang dirawat di RSHS sendiri sudah membaik. Keduanya telah menjalani tes pemeriksaan sampel laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI yang hasilnya negatif.
“Alhamdulillah siang hari ini secara resmi RSHS telah menerima hasil pasien Tuan HGT dan tuan HA yang secara resmi adalah negatif,” kata Direktur Utama RSHS, dr. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K).
Menurutnya, penyakit yang diderita kedua pasien adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) untuk tuan Tuan HGT dan infeksi saluran pernapasan bawah untuk tuan HA. Kedua penyakit yang diderita kedua pasien tersebut kini sudah bisa diatasi. Tuan HGT bahkan sudah meninggalkan RSHS. Jadi yang masih dirawat tinggal tuan HA.
“Jadi alhamdulillah semoga masyarakat Jabar tak gelisah kembali karena ternyata negatif,” kata Nina.
Ketua Tim Infeksi Khusus yang menangani kedua pasien, dr. Yovita Hartantri, SpPD-KPTI, menambahkan pasien Tuan HGT yang dirawat sejak Minggu (26/1/2020). Tuan HGT kondisinya sudah membaik selain hasil pemeriksaan labolatoriumnya negatif.
Saat ini tingga seorang lagi pasien yang masih diisolasi RSHS, yakni Tuan HA yang kondisinya pun membaik selain hasil pemeriksaan laboratoriumnya juga negatif. “Pasien kedua negatif, Tuan HA dalam kondisi baik, tidak sesak walau masih menggunakan alat bantu,” terangnya.
Hari ini tim dokter melakukan pemantauan kondisi terakhir pada Tuan HA. Setelah itu tim akan melakukan rapat untuk menentukan langkah selanjutnya, yakni melanjutkan perawatan atau memperbolehkan pulang.
“Kondisinya dalam keadaan sadar, stabil, tak ada demam, pemeriksaan labolatorium menunjukan perbaikan, foto dada juga menunjukkan perbaikan,” katanya.
Untuk diketahui, Novel Coronavirus atau virus Wuhan telah menyebar ke belasan negara di dunia, termasuk negara tetangga Malysia dan Singapura. Puluhan orang dinyatakan meninggal, dan sebagian lagi dinyatakan sembuh.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO)) menyatakan, Novel Coronavirus atau virus korona baru adalah virus jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus ini bagian dari keluarga besar Coronaviruses (CoV) yang merupakan virus penyebab penyakit flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). MERS-CoV dan SARS-CoV pernah mewabah di dunia beberapa tahun lalu. Kedua virus ini menyerang sistem pernapasan.[]