Penulis : Zeinny
Setidaknya sebanyak 636 orang di dunia meninggal akibat virus corona. Sebanyak 16 negara tak luput dari penyebaran virus mematikan ini, termasuk Indonesia.
Tentunya, adanya virus corona menimbulkan sentimen negatif dari berbagai negara. Karena dampak virus corona tidak hanya menyerang kesehatan manusia, namun juga merembet ke aktivitas ekonomi.
Saat ini negara China, tempat asal muasal menyebarnya virus ini dilanda ketidakpastian ekonomi. Apalagi penyebaran virus bertepatan dengan liburan Tahun Baru Imlek, yang biasanya mendorong perjalanan, belanja, dan pemberian hadiah.
Larangan berpergian dan penutupan sejumlah transportasi di China mengakibatkan terganggunya kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Akhirnya situasi ini tidak hanya memengaruhi perekonomian China, namun juga negara-negara yang memiliki hubungan dagang yang erat dengannya.
Ancam Industri Nasional
China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia. Dengan adanya perlambatan ekonomi, permintaan barang ekspor dari Indonesia ke China juga akan menurun. Begitu juga impor China ke Indonesia akan juga melambat. Contohnya obat-obatan, Indonesia mengimpor bahan baku dari India dan China.
Selain itu perlambatan ekonomi China akan membuat industri farmasi Indonesia terdampak. Walaupun begitu, belum bisa dikalkulasi berapa besar dampaknya serta bagaimana respons industri untuk mensubstitusi kebutuhan industri. Termasuk ekspor kalkulasi ekspor Indonesia, akibat menurunnya konsumsi di China.
Berdasarkan data dari Trade map, pada 2018 nilai ekspor Indonesia ke China mencapai US$ 17,126 miliar dari total nilai ekspor Indonesia senilai US$ 180,215 miliar. Nilai ekspor Indonesia ke China terus mengalami peningkatan. Pada 2016 dan 2017, nilai ekspor Indonesia ke China masing-masing senilai US$ 16,785 miliar dan US$ 23,049 miliar.
Intervensi Negatif terhadap Kondisi Ekonomi Nasional
Virus corona merupakan salah satu tantangan utama Indonesia dalam mengawali tahun 2020. Bahkan, virus yang hingga saat ini belum dipastikan penyebabnya tersebut mampu menekan perekonomian Indonesia sebesar 0,1 persen hingga 0,29 persen. Konsensus (analis) mengatakan, virus corona bisa memengaruhi perekonomian kita sebesar 0,1 persen hingga 0,29 persen.
Pengaruh virus corona yang cukup besar terhadap perekonomian RI disebabkan hubungan perdagangan dan pariwisata antara kedua negara yang cukup erat. China merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia dan setiap tahunnya 2 juta wisatawan China menyambangi RI.
Data Komisi Kesehatan Nasional China menunjukkan, hingga Selasa (4/02/2020) malam, korban meninggal akibat virus corona mencapai 490 jiwa di negara tersebut, dengan 24.324 lainnya telah dikonfirmasi terinfeksi.
Dalam mengantisipasi penularan virus tersebut di dalam negeri, pemerintah pun melakukan langkah-langkah konservatif, seperti melakukan pembatasan penerbangan dari dan ke China per Rabu dini hari, serta melakukan pelarangan impor terhadap hewan hidup.
Antisipasi
Pemerintah Indonesia terkhusus bidang perekonomian diharapkan mampu mencari solusi lain terhadap pengaruh ancaman virus corona terhadap Stabilitas Ekonomi Secara Nasional. Pemerintah untuk secepatnya mengembangkan dan mengantisipasi penurunan harga komoditas, seperti melakukan hilirisasi industri dalam negeri sebagai substitusi impor barang China. Dengan demikian, ancaman permasalahan psikologis masyarakat pun juga dapat terselesaikan.[]
*Penulis adalah Ketua BEM KEMA FPEB Universitas Pendidikan Indonesia