JAKARTA, KabarKampus – Seorang entrepreneur asal Indonesia, Santo Purnama, berhasil mengembangkan rapid test mandiri untuk Covid-19. Alat tersebut memungkinkan dapat melakukan tes kepada setiap orang di rumah masing-masing.
Santo mengembangkan teknologi pengetesan covid-19 lewat perusahaannya “Sensing Self” berbasis di Singapura bersama rekannya Shripal Gandhi. Alat rapid test yang mereka buat telah mendapatkan lisensi edar dari tiga pasar penting dunia, yaitu Eropa (sertifikasi CE), India (disetujui National Institute of Virology dan Indian Council of Medical Research). Kemudian untuk Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) memberikan persetujuan dengan syarat penggunaan harus dilakukan di lembaga medis formal.
Santo merupakan pengusaha asal Indonesia berlatar belakang ilmu komputer dan teknologi dari Purdue University dan Standford University. Ia mendirikan perusahaannya tersebut tiga tahun lalu dan menempatkan perusaaannya fokus menciptakan alat tes kesehatan mandiri, agar setiap orang dapat mendeteksi kesehatannya sendiri dan mendapatkan pengobatan di tahap sedini mungkin.
Sejauh ini perusahaannya telah menciptakan aplikasi untuk deteksi sekaligus pencegahan diabetes atau keadaan pra-diabetes melalui ludah dan test air seni. Dalam lima menit, pengguna sudah mengetahui hasil sejauh mana level gula mereka.
Sementara itu produk alat tes mandiri untuk Covid-19 menggunakan analisis enzim. Sehingga dapat mendeteksi dengan cepat dan akurat, serta memungkin setiap orang melakukan pengetesan di rumah masing-masing, dalam waktu 10 menit. Harganya pun terjangkau yakni sekitar Rp160 ribu per unit.
“Kehadiran alat tes mandiri ini dapat membantu pemerintah untuk menyediakan akses tes yang lebih aman, praktis, dan terjangkau. Ketika terdapat pasien positif, mereka dapat langsung melakukan isolasi mandiri ataupun mendapatkan perawatan di rumah sakit,” terang Santo dalam siaran resminya, Rabu, (01/04/2020).
Dengan begitu, lanjut Santo, para tenaga medis bisa benar-benar memfokuskan diri untuk merawat pasien Covid-19 dengan gejala menengah-parah. Tenaga medis tidak menghabiskan waktu untuk melakukan tes pada ribuan orang.
Saat ini tambah Santo, produk buatan mereka telah didistribusi di India dengan jumlah jutaan. Mereka juga telah mengirimkan alat tes ini untuk lembaga-lembaga riset ternama seperti Mayo Clinix, University of California, dan Chan Zuckerberg Biohub.
Santo mengaku, alat tes mandiri mereka juga ingin masuk ke Indonesia, namun masih terganjal persetujuan dari pihak berwenang. Ia mengklaim harga yang ia tawarkan, merupakan harga produksi, karena menyimpan misi sosial untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa manusia.
“Perang melawan Covid-19 adalah perang melawan waktu. Kita harus menekan laju pertumbuhan pandemi ini dengan melakukan tes seluas mungkin. Oleh karena itu, kami berharap pemerintah Indonesia bisa memberikan respons positif bagi inisiatif kami untuk membawa alat tes mandiri ini ke Indonesia,” ujar Santo.
Ia menambahkan, sensing self menyasar ke negara berkembang yang memiliki rasio antara peralatan medis yang rendah dan jumlah masyarakat yang banyak. India dan Indonesia adalah dua contoh negara yang mewakili kriteria tersebut.
“Dan merekalah yang menjadi fokus kita.”
Inovasi berikutnya yang sedang disiapkan perusahaan adalah alat test kit deteksi infeksi Covid-19 sedini mungkin dengan tes asam nukleat (nucleic acid test). Santo mengklaim hasil tes ini mampu mendeteksi dengan akurasi sampai 99% pada hari pertama mereka terpapar virus. Produk ini akan dirilis dalam waktu dekat.[]