Sebuah Renungan Subuh
Dalam sebuah diskusi via telepon pada tengah malam yang syahdu, salah satu obrolan penting dua sahabat dekat sekaligus dua kawan seperjuangan adalah tentang koperasi.
Pada titik di mana perubahan sosial yang radikal dicita-citakan tidak bisa lagi ditunggu dan ditawar, maka instrumen yang dibutuhkan adalah institusi gerakan yang mampu menaungi kebutuhan untuk mengarahkan dinamika ekonomi, budaya, dan politik bangsa dan masyarkat semakin nyata.
“Institusi tersebut bernama koperasi.”
Koperasi menjadi tema aktual yang saat ini dibutuhkan setelah bertahun-tahun selama kurang lebih tiga dekade, dua karib ini mengalami dinamika gerakan sosial sejak menjadi mahasiswa sampai sekarang.
Koperasi aplikasi melampaui batasan profesi dan habitat: ekosistem.
Dalam sejarahnya, sejak Robert Owen mencita-citakan kehidupan para Buruh (yang harus dibedakan dengan Pekerja – dalam tulisan ini), koperasi yang sosialistik selalu menjadi alternatif bagi korporasi yang kapitalistik. Sejak sosialisme utopis ke sosialisme ilmiah sampai sosialisme abad 21, menjadi perlawanan terhadap kapitalisme primitif ke kapitalisme liberal (klasik) sampai kapitalisme neo-liberal.
Sejauh ini, koperasi dilihat hanya berfungsi dengan cukup baik jika diselenggarakan orang-orang yang memiliki kesamaan profesi: buruh, petani, nelayan, pedagang, dosen, pegawai negeri, dan sebagainya. Selain itu juga hanya bagi mereka yang punya kesamaan tempat tinggal dalam konteks geografis.
Koperasi seharusnya adalah sebuah ekosistem yang diselenggarakan dengan kemampuan melampaui cangkang-cangkang profesi dan habitat tertentu. Koperasi adalah sistem dengan struktur yang dibentuk dengan sangat fleksibel yang mendasarkan pada prinsip demokrasi berbasis kumpulan orang, bukan kumpulan modal, dan memanfaat kemajuan teknologi untuk menjangkau setiap ruang dan waktu di mana dan kapan manusia hidup.
Faktor teknologi akhirnya menjadi instrumen untuk menjembatani berbagai batasan dan kungkungan paradigma lama berkoperasi. Sehingga koperasi juga harus memanfaatkan teknologi untuk mampu menjangkau keluasan dinamika kehidupan masyarakat kekinian dengan instrumen yang disebut aplikasi. Dan aplikasi ini tidak hanya soal jual-beli, tapi tentang ekosistem yang diciptakan dan dibangun untuk koperasi yang lebih tangguh dalam menghadapi korporasi kapitalisme berbasis megadata dan kecerdasan buatan untuk mengintai dan mengiringi kehidupan sosial pada masyarakat kontemporer.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>