More

    PSI Jabar : PSBB Akan Lebih Efektif dengan Tes Massal

    Furqan AMC, Ketua DPW PSI Jabar (Kanan). Dok. Istimewa

    BANDUNG, KabarKampus – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jawa Barat menyambut baik diterapkannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Provinsi Jawa Barat. PSBB yang berlaku di 27 Kabupaten / Kota di Jabar ini bakal berlangsung selama dua Minggu mulai hari Rabu, (06/06/2020).

    Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat mengatakan, penerapan PSBB sebelumnya di 10 Kabupaten/Kota telah telah berhasil menekan laju tren kasus positif Covid-19. Sebelumnya PSBB diterapkan di Bodebek (Kab/Kota Bogor, Kabupaten/Kota Bekasi dan Kota Depok) tanggal 15-28 April 2020 dan di Bandung Raya (Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kab. Sumedang) tanggal 22 April – 5 Mei 2020.

    Furqan AMC, Ketua Ketua DPW PSI Jabar memandang momentum perpanjangan dan perluasan PSBB di Jawa Barat harus dimaksimalkan dengan pelaksanaan tes massal. Hal tersebut agar maping sebaran virus bisa lebih presisi.

    - Advertisement -

    “Jika ditemukan kasus positif bisa segera diisolasi dan ditelusuri riwayat kontaknya sehingga bisa dilakukan upaya memutus mata rantai infeksi. Apalagi tidak sedikit pengorbanan rakyat dan tanggungan negara untuk menerapkan PSBB se-Jabar,” terang Furqan dalam siaran persnya, Rabu, (06/05/2020)

    Sebelumnya, Pemprov Jabar sudah melakukan hampir 100 ribu rapid test dan berhasil mengidentifikasi 237 kasus positif. Artinya, Artinya dari 1.252 kasus positif, cuma 18,92 % yang diidentifikasi dari rapid test.

    Menurut Furqan, metode rapid test memang lebih cepat hasilnya, bisa 15-20 menit, tapi sensitifitas dan spesifitasnya cuma 60-80 persen, karena berbasiskan antibodi. Maka mereka yang terdeteksi dengan rapid test belum tentu positif Covid-19, bisa saja karena virus yang lain.

    Selain itu, lanjutnya, mereka yang terdeteksi perlu divalidasi lagi dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Kemudian mereka yang tidak terdeteksi dengan rapid test perlu tes ulang lagi seminggu atau dua minggu kemudian, karena bisa saja waktu rapid test awal antibodi pasien yang baru terpapar belum berubah signifikan. Sehingga rapid test perlu repeat test, perlu pengulangan tes.

    “Karena itu upaya Pemprov Jabar untuk menggeser rapid test menjadi tes PCR (Polymerase Chain Reaction) secara masif patut diapresiasi, karena sensitifitas dan spesifitasnya 95 persen,” terang Furqan.

    Namun, 40 ribu alat tes PCR yang disiapkan menyambut PSBB se-Jabar ini, menurut Furqan dirasa masih kurang. Hanya 0,08 persen jika dibandingkan dengan populasi Jawa Barat yang mendekati 50 juta pada tahun 2020 berdasarkan data BPS.

    “Artinya cuma ada 800 pengetesan dari 1 juta penduduk,” ungkap aktivis 98 ini.

    Selain itu, tambahnya, walaupun sudah lebih baik dibanding rata-rata nasional yang hanya 211 tes per 1 juta penduduk pada tanggal 27 April 2020 pukul 04.00 WIB, namun masih jauh dibandingkan Vietnam dengan 2.188 tes per 1 juta penduduk. Begitu juga Thailand dengan jumlah 2.043 tes per 1 juta penduduk, serta Malaysia 4.063 tes per 1 juta penduduk pada tanggal yang sama.

    “Semoga saja dalam pelaksanaan PSBB se-Jabar yang berlangsung 14 hari ke depan, Kang Emil bisa menambah signifikan jumlah alat tes PCR untuk dibagikan ke seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Barat,” tutup Furqan.

    Untuk diketahui update data kasus Covid-19 di Jabar tanggal 5 Mei 2020 pukul 16;43 WIB, terdapat 1.252 kasus positif, 159 orang sembuh dan 86 orang meninggal dunia. 41.480 Orang Dalam Pemantauan (ODP) di antaranya masih dalam pemantauan sejumlah 8.105 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 5.130 orang dengan 2.045 orang masih dalam pengawasan.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here