BANDUNG, KabarKampus – Kehidupan masyarakat modern saat ini tak bisa lepas dari dunia internet atau dunia digital. Mulai dari hanya sekedar berselancar mencari informasi, hingga berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Namun setelah munculnya kebocoran data di sejumlah layanan internet baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Mereka khawatir data mereka rentan bocor atau dihacker orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Ir. Budi Rahardjo, M.Sc., Ph.D., Dosen Kelompok Keahlian (KK) Teknik Komputer STEI ITB memberi tips bagaimana menjaga keamanan digital tersebut. Hal ini disampaikannya dalam diskusi di kanal zoom dan Youtube bertajuk “Sistem keaman data internet” Selasa (05/05/2020).
Menjaga Password
Budi mengibaratkan keamanan digital sama dengan ketika seseorang yang ingin pergi keluar rumah. Mereka harus selalu mengunci pintu.
Hal yang sama berlaku jika kita sedang “berselancar” di internet. Pengguna internet perlu memberikan perlindungan yang cukup untuk keamanan datanya, yakni pemberian password.
“Password yang diatur sebaiknya bukan huruf atau angka yang mudah ditebak,” kata pakar keamanan digital ini.
Hal tersebut, terang Budi, untuk membuat barrier bagi para hacker. Oleh karena itu sebaiknya password yang dibuat berbeda-beda untuk tiap aplikasi. Kata yang dipilih juga sebaiknya tidak berhubungan secara langsung dengan diri kita, seperti tanggal lahir atau alamat.
Budi juga menganjurkan untuk sedikitnya memiliki delapan karakter password. Hal tersebut karena enam karakter sudah sangat mudah ditembus.
Menurutnya, semakin aneh kombinasi dan semakin banyak karakternya, maka semakin banyak pula permutasi yang dibutuhkan untuk memecahkan kode password tersebut.
Proteksi Malware
Selanjutnya kata Budi, yang harus dilakukan adalah proteksi malware atau perlindungan lainnya. Proteksi ini perlu dilakukan agar bisa memberikan notifikasi khusus apabila terjadi tanda-tanda hacking pada akun yang dimiliki.
Budi menyarankan, agar tidak mudah terjebak dengan penipuan dengan dalih undian atau hadiah tertentu. Biasanya sekali saja mengklik link yang tersedia, sistem keamanan pribadi yang dimiliki bisa dijebol.
Jangan Lupa Matikan Bluetooth
Seringkali pengguna smartphone atau perangkat internet lainnya lupa mematikan bluetooth atau menyalakan bluetooth sembarangan. Hal seperti itu berpotensi data pengguna dicuri dengan mudah.
“Keamanan memang selalu bertentangan dengan kenyamanan, jika kita mau semuanya aman, maka kita harus berani untuk memilih jalan yang mungkin kurang nyaman,” tambah Budi.
Punya Dua Ponsel Lebih Baik
Dosen sekaligus pengusaha bidang IT ini menyarankan agar pengguna internet memiliki dua ponsel. Satu yang kita gunakan sehari-hari dan satu lagi untuk data dan keperluan penting seperti mobile atau internet banking.
Sering Update Aplikasi
Jangan lupa juga saran Budi, agar sering-sering meng-update aplikasi yang dimiliki. Selain itu juga melakukan verifikasi terhadap akun-akun penting tersebut.
Waspada Wifi Gratis atau Publik
Ada banyak cara hacker untuk meretas data privasi seseorang. Salah satunya masuk dengan wifi publik. Wifi publik tersebut, karena digunakan bersama-sama, berpotensi untuk membuka enkripsi akun penggunanya.
“Di dunia maya ini, akan selalu ada code maker dan code breaker, dan dalam perjalanannya, code maker beberapa kali menang, diselingi juga dengan kekalahan dari code breaker, dan akan terus bertarung seperti itu,” ucapnya.
Jangan Unggah Identitas Pribadi ke Publik
Masyarakat Indonesia, karena persoalan budaya, kadang kurang aware atau terlalu kendur soal masalah masalah informasi pribadi ini. Mereka kerap mencantumkan tanggal lahir, alumni sekolah, dan foto keluarga di media sosial.
Menurut Budi, semua informasi yang diunggah tersebut membuat orang dapat dengan mudah melakukan tracking. Bahkan informasi berupa KTP bisa digunakan untuk melakukan penipuan dengan cara mengganti nomor ponsel pihak yang bersangkutan dan membobol mobile banking-nya.
Apalagi saat ini juga sedang ramai seperti penipuan rekening bank abal-abal. Isu kebocoran nomor ponsel menjadi modus penipuan untuk permintaan transfer sejumlah uang dengan menginformasikan saudara atau keluarga sedang sakit atau butuh bantuan.
Bagaimana, apakah data digital kamu sudah aman?
mungkin ini telat bgt komennya, masuk jurusan ini susah, ga?