2/
“Kesadaran manusia ada di dalam alam semesta. Kesadaran adalah struktur ruang-waktu itu sendiri,” kata Sir Roger Penrose dalam salah satu makalah ilmiahnya. Siapa itu Sir Roger Penrose? Ia adalah ilmuwan fisika teoritis kelas dunia yang telah membangun teori kuantum-gravitasi (perpaduan dari teori relativitas umum dan teori mekanika kuantum) yang telah memungkin adanya hipotesis jagad-paralel. Ia bersama dengan Stephen Hawking juga telah membangun teori “black hole”. Pendek kata, ia bukanlah dari golongan para pembual pseudo-science, tetapi dari ilmuwan fisika teoritis yang terhormat dan disegani oleh kalangan intelektual fisika dunia.
Namun, apa maksud Penrose dengan pernyataan kontroversialnya itu? Roger Panrose memang tengah mengkritik sikap para ilmuwan neurosains, matematikawan dan ahli logika modern, serta para pakar komputer (khususnya khususnya para pakar artificial intellegence) yang membuat model kesadaran manusia setara alogaritma mesin-komputer ala Alan Turring. Berdasarkan prinsip “ketidaklengkapan teorema” dari Kurt Godel, maka Sir Roger Panrose menyatakan bahwa kesadaran manusia tidak ada di dalam otak manusia atau akibat dari kerja neuron semata. Kerja kesadaran manusia jauh melampaui model alogaritma mesin komputer, tetapi justru ada di dalam alam semesta itu sendiri, ada sebagai struktur ruang-waktu itu sendiri.
Dengan kata lain, pada tingkat yang lebih dalam, kesadaran manusia itu tak ada bedanya dengan struktur ruang-waktu itu sendiri, dengan segala sesuatu itu sendiri. Apakah hipotesis Roger Penrose ini telah keluar dari prinsip sains, dan terjebak pada teori mistik? Sama sekali tidak. Hipotesis Roger Penrose ini justru bersandar pada teori fisika kosmologi-kuantum dan temuan neurosains terkini. Lebih jauh, silakan baca makalah ilmiahnya yang berjudul “Consciousness in the universe: A review of the ‘Orch OR’ theory”.
Korespondensi antara kesadaran (mind) dengan kontinum ruang-waktu terjadi di tingkat kuatum pada neuron di otak. Sebuah proses berpikir manusia sama sekali tidak merupakan model urut-urutan sistem mesin ala komputer Turing, tapi sebuah lompatan kuatum yang terjadi secara serentak pada saat yang sama. Pada sudut pandang biasa kesadaran masih terlihat bekerja dalam konteks fungsi kerja cortex, tapi dalam tingkat yang lebih dalam ia justru merupakan fungsi kerja kuatum. Lalu, apa buktinya?
Sewaktu Einstein merumuskan teori relativitas umumnya juga belum ditemukan bukti ilmiah tentang gravitasi sebagai kelengkungan ruang-waktu. Tetapi, sekarang sudah berhasil dibuktikan dengan simpangan cahaya matahari yang melintasi planet Merkurius. Pula, belum ditemukan bukti ilmiah tentang adanya “lubang hitam” sewaktu Hawking dan Penrose membuat hipotesis adanya lubang hitam, tetapi sekarang lubang hitam telah ditemukan dan terbentuk dari bintang mati (bintang putih) yang memiliki masa sangat besar sehingga mampu melengkungkan struktur ruang-waktu yang menjadi latar dari bintang mati itu.
Namun, pelan-pelan bukti tentang kuantum-kesadaran mulai ditemukan. Penyelidikan terus dilakukan, yang diperlukan adalah kesiapan untuk membuka diri terhadap pembatasan atau mitos-mitos sains akibat epistemologi “tertutup”, serta mulai berpaling pada epistemologi dinamis yang terbuka dari Karl Reimund Popper.
Bukti dalam proses fotosintesis menunjukan bahwa proses perpindahan energi yang memungkinkan keadaan kuntum tidak mesti dalam keadaan panas yang sangat tinggi. Panas adalah energi yang dilepaskan oleh partikel kuantum ketika gerakan partikel dipercepat. Struktur ruang-waktu akan tercipta ketika materi dalam keadaan nonkuantum atau gerakan partikel yang tak dipercepat. Dalam proses fotosintesis terjadi pembentukan struktur geometris oleh enzim yang mengubah energi panas dari cahaya matahari.
Apakah hal ini bisa diterapkan dalam teknologi? Jika bisa ditemukan bahan baru yang memungkin prosesor komputer bekerja dalam keadaan bersuhu tidak panas tinggi, seperti pada proses fotosintesis tumbuhan, maka hipotesis kuantum-kesadaran akan bisa diterapkan.
Saat ini dalam neurosains, sudah ada bidang neurosains kuantum untuk menyelediki tentang keadaan kuantum pada kesadaran manusia. Salah satu hal yang menjadi fenomena penting dalam teori kuantum adalah soal superposisi dari partikel. Keserentakan dalam superposisi ini merupakan konsep kunci. Beberapa proses berpikir seperti proses intuitif mencerminkan keserentakan superposisi kuantum ini. Perbedaan tingkat kecepatan akan menentukan perbedaan tingkat energi kuatum yang, sekaligus, akan menentukan perbedaan kontinum ruang-waktu dan perbedaan partikel yang dihadirkan dalam kontinum itu.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>