Rizki Irwansyah
JAKARTA, KabarKampus – Pergantian logo Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diresmikan langsung Menteri Erick Thohir menuai protes dari sejumlah pihak. Salah satunya dari Indonesian Of Social Political Institute (ISPI).
ISPI menilai pergantian logo tersebut sangat tidak subtansial. Apalagi dilakukan ditengah kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Defisit, akibat adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai langkah penanganan penyebaran Virus Corona atau Covid-19.
“Cara menutup angka defisit dalam APBN kita saat ini, itu bukan ganti logo. Pergantian logo BUMN itu tidak subtansial dilakukan saat ini, yang subtansial saat ini adalah menutup angka defisit APBN. Negara saat ini diambang krisis, BUMN sebagai lembaga perusahaan negara, seharusnya hadir menopang perekonomian nasional, agar bagaimana APBN ini tidak defisit, itu baru subtansial dan benar secara UU,” kata Muhamad Yusuf, Bidang Ekonomi, Indonesian Of Social Political Institute (ISPI), di Jakarta Rabu (08/07/2020).
Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang saat ini juga kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang menegaskan, saat ini postur APBN Tahun anggaran 2020 mengalami defisit diangka sebesar Rp.1.039,8 Triliun. Angka defisit dalam APBN itu, disebabkan karena menurunnya angka pendapatan negara akibat kebijakan PSBB, yang semula sebesar Rp. 2.165,1 Triliun menjadi Rp.1.669,9 Triliun.
Oleh karenanya, Ucup menambahkan, Menteri BUMN Erick Thohir agar lebih serius dalam bekerja bagaimana bisa menutup angka defisit dalam APBN Tahun 2020 itu.
“Dalam UU No 19 Tahun 2003 itu kan jelas disebutkan bahwa, visi BUMN didirikan itu untuk mencari keuntungan, kan namanya badan usaha, pasti mencari untung. Nah usaha-usaha dibawah naungan BUMN ini, gak mungkin rugi semua. Pada konteks pergantian logo ini justru saya aneh, ko bisa ditengah APBN Defisit, Menteri sibuk ganti logo di instansinya sendiri. Justru ini menjelaskan kepada publik bahwa, gaya Erick memimpin BUMN ini tidak serius dan terkesan tidak paham tupoksinya,” tambah Ucup.
Logo baru Kementerian BUMN terdiri atas empat unsur utama. Yakni Garuda Pancasila, semangat kolaborasi, BUMN, dan inovasi teknologi. Garuda Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Sedangkan semangat kolaborasi merupakan implementasi dari nilai luhur kegotong-royongan bangsa Indonesia. Warna BUMN sebagai identitas instansi juga tertera dalam logo baru. Simbol inovasi teknologi ditampilkan sebagai perlambang arah dan fokus BUMN menghadapi perubahan zaman.
Sedangkan inisial BUMN yang tersurat dalam logo merupakan singkatan dari Badan Usaha Milik Negara yang dikemas dalam gaya visual kontemporer.
“Tentu ini menjadi semangat baru buat kita di BUMN. Saya nggak mau perubahan logo hanya pencitraan tetapi ada maknanya, dengan logo ini kita berharap transformasi harus terus dijalankan dengan baik-baik. Saya sebagai pimpinan akan terdepan mendukung bapak-bapak melaksanakan transformasi ini,” kata Erick.