Bagi yang belum pernah belajar gerakan bahasa isyarat, tidak mudah memahaminya. Namun dengan inovasi teknologi, membuat masyarakat lebih mudah memahami bahasa biasa digunakan untuk penyandang tunarungu, tunawicara dan mereka yang membutuhkan tersebut.
Adalah Dr. Erdefi Rakun yang mengembangkan inovasi itu. Dosen senior Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia ini mengembangkan sebuah aplikasi mobile yang mampu mengenali, menerjemahkan dan mentransformasi video gerakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) ke dalam teks Bahasa Indonesia.
Pembuatan aplikasi didukung oleh sejumlah peneliti dari Lab Machine Learning and Computer Vision Fasilkom UI serta bekerja sama dengan para guru dan murid dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Santi Rama yang telah menguasai SIBI. Saat ini, aplikasi ini dapat diakses melalui smartphone dengan platform Android.
Untuk dapat menerjemahkan gerakan isyarat SIBI ke teks bahasa Indonesia, aplikasi perlu kemampuan untuk mengenali setiap gerakan isyarat SIBI. Sehingga dalam pembuatannya, Dr. Erdefi menggandeng para guru dan murid Santi Rama di dalam kegiatan perekaman gerakan isyarat SIBI. Sistem ini mampu mengenali isyarat SIBI dengan tingkat akurasi 98 persen.
Dr. Erdefi menuturkan, mereka ingin memfasilitasi pembelajaran bahasa isyarat bagi mereka yang membutuhkan. Mereka adalah orang berkebutuhan khusus maupun tenaga pengajar, orangtua maupun masyarakat.
“Kami tengah mengembangkan dua aplikasi berkaitan dengan SIBI, yaitu aplikasi untuk menerjemahkan text-to-gesture dan aplikasi untuk menerjemahkan gestures-to-text. Namun, pada kesempatan awal, kami memfokuskan untuk menangani masalah tersulit terlebih dahulu, yaitu sistem penerjemahan gestures-to-text,” terang Dr. Erdefi.
Dosen senior ini menjelaskan, sistem penerjemah yang mereka kembangkan mampu mengakomodasi gerakan isyarat dalam SIBI yang mengikuti struktur tata Bahasa Indonesia. Contohnya adalah penyusunan kata-kata bahasa Indonesia yang memiliki infiks, prefiks, dan sufiks.
“Masalah pengenalan kata berimbuhan sebagai suatu unit akan memerlukan komputasional yang tinggi, dan membutuhkan basis data yang besar. Hal ini disebabkan karena ada banyak sekali kemungkinan kombinasi imbuhan dan kata dasar, dan adanya kata-kata baru yang terus ditambahkan ke Bahasa Indonesia,” kata Dr. Erdefi Rakun menjelaskan.
SIBI merupakan bahasa isyarat yang diakui pemerintah dan digunakan di lingkungan pendidikan formal dan media informasi sebagai bahasa pengantar untuk para penyandang tunarungu dan tunawicara. Salah satu keunikan dari SIBI adalah adanya isyarat kata berimbuhan yang dibentuk dengan menggabungkan gerakan isyarat imbuhan (awalan, akhiran, partikel) dengan gerakan isyarat kata dasar.
Sistem penerjemah ini juga memiliki kemampuan untuk mengenali komponen-komponen yang membangun suatu isyarat kata berimbuhan. Dengan adanya kemampuan tersebut, sistem yang dibangun oleh Dr. Erdefi ini juga akan mudah beradaptasi terhadap penambahan kata-kata baru di Bahasa Indonesia.
Untuk membangun sistem penerjemah ini, Dr. Erdefi dan tim menggunakan MobileNet untuk m mengekstraksi fitur video; model Threshold Conditional Random Fields (T-CRF). Fitur tersebut untuk mengidentifikasi frame video mana yang mengandung gesture dan frame video mana yang berisi non-gesture (gerakan transisi); dan model LSTM Bidirectional 2-layer untuk melakukan klasifikasi proses perekaman gerakan isyarat.[]