Foto: Patung “Venus dari Monruz” ditemukan tahun 1991, pada saat proyek pembangunan jalan raya N5, di wilayah Monruz, Kota Neuchatel, Swiss.
Seni bukan hanya soal meniru alam (mimesis), tapi “melebih-lebihkan” objek yang ditiru. Ini adalah tesis tentang muasal seni pada sejarah manusia yang muncul pada abad ke-20. Tesis ini membantah tesis dari Aristoteles tentang seni hanya sebagai ekspresi peniruan alam (mimesis).
Tesis soal seni sebagai ekspresi melebih-lebihkan muncul dari temuan artefak arkeologis patung “Venus dari Willendorf”. Patung dari batu kapur ini berupa sosok perempuan tanpa wajah dengan bagian dada dan pinggulnya dibuat secara berlebihan. Patung dengan tinggi 11,1 cm ini diperkirakan telah dibuat antara 28.000 – 25.000 SM.
Patung Venus dari Willendorf tersebut ditemukan pada tahun 1908 oleh seorang pekerja bernama Johann Veran selama penggalian yang dilakukan oleh arkeolog Josef Szombathy, Hugo Obermaier, dan Josef Bayer pada situs paleolitik dekat Willendorf, sebuah desa di Austria, dekat Kota Krems. Patung ini sekarang tersimpan pada Museum Naturhistorisches di Wina, Austria.
Setelah penemuan patung Venus dari Willendorf, maka mulai ditemukan banyak lagi patung sejenis di berbagai daerah di Eropa, bahkan ada yang berumur lebih tua lagi, seperti patung “Venus dari Hohle Fels” yang diperkirakan berumur 35,000 – 40,000 SM. Patung yang terbuat dari potongan gading diukir ini ditemukan di Jerman pada tahun 2008.
Namun, yang menarik saya adalah temuan patung “Venus dari Monruz”. Ini adalah jenis patung Venus pada akhir masa Paleolitik, atau awal Epipaleolithic, sekitar 11.000 tahun lalu. Patung ini berupa liontin terbuat dari batu kristal jet (lignite) berwarna hitam dan berbentuk “abstraksi” tubuh perempuan. Patung ini ditemukan tahun 1991, pada saat pembangunan jalan raya N5, di wilayah Monruz, Kota Neuchatel, Swiss.
Hal yang menarik pada patung Venus dari Monruz adalah terjadinya perubahan yang sangat signifikan dari bentuk figur patung Venus sebelumnya, yaitu kecenderungan untuk menjadi abstrak. Mimesis dari bentuk wajah, tangan, kaki, dan payudara mulai ditinggalkan. Yang tersisa adalah kecenderungan melebih-lebihkan pada bagian pinggul. Abstraksi bentuk pada patung Venus dari Monruz menurut saya sangat canggih. Bentuk lengkung kurva dibuat sangat dinamis dan memiliki tingkat kerumitan geometris yang tinggi bila hendak dirujuk kepada konsep geometri modern. Patung ini juga menunjukkan bahwa kecenderungan berpikir abstrak sudah ada sebelum manusia menemukan angka dan huruf, sudah ada pada masa prasejarah. Dan, yang lebih penting lagi, pada patung abstrak ini kecenderungan melebih-lebihkan tetap dipertahankan.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>