Oleh : Suryana Ependi
Pemuda sering kita pahami sebagai generasi penerus bangsa. Karena dalam diri
pemuda memiliki kekuatan moril maupun materil, yang mampu membawa
Indonesia ke dalam perubahan yang sering kita harapkan.
Sudah bukan hal asing di telinga para pemuda tempo dahulu merupakan arsitektur lahirnya Indonesia. Salah satunya lahirnya organisasi nasional pada tahun 1908 yang sering disebut Budi Utomo. Kemudian ketika Hatta muda mendirikan Indische Vereeniging di Belanda pada tahun 1908, E.F.E Dowes Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat yang disebut tiga serangkai mendirikan sebuah organisasi Indische Partij, ketika Soekarno muda juga mendirikan Algemeene Studieclub di tanah Pasundan pada tahun 1926, dan masih banyak organisasi yang lainnya. Selanjutnya berpuncak pada sebuah kongres pemuda yang melahirkan Sumpah pemuda yang merupakan simbol penyatuan dan lahirnya bangsa Indonesia.
Ketika sebelum meletusnya Revolusi Indonesia banyak pemuda yang berperan
dalam terlaksananya revolusi Indonesia dan perumusan dasar-dasar kebangsaan
misalnya Wikana, Chairul Saleh, Syahrir, Wahid Hasyim dan lain-lain. Setelah Revolusi
Indonesia pemuda juga ikut berperan dalam pengawalan arah bangsa Indonesia
misalnya tragedi 1965 dan yang mengakibatkan penurunan Soekarno dengan
tuntutan TRITURA, gerakan 1974 atau yang sering disebut gerakan Malapetaka
15 Januari yang terjadi pada tahun 1974, gerakan 1998 yang berhasil meruntuhkan
bangunan tua dan diganti dengan bangunan baru yang sering disebut reformasi,
yang berhasil membawa Indonesia kepada yang lebih baik.
Walaupun bahasa Karlina Supelli dalam pidatonya Reformasi 1998 itu baru Reformasi Birokrasi dan dimana harus diikuti dengan penguatan masyarakat sipil. Penulis sengaja untuk menceritakan mengenai peran pemuda masa lalu dalam pembangunan bangsa Indonesia supaya kita mampu menjadikan cermin dalam melakukan perbaikan ke depan. Karena pada dasarnya setiap peristiwa itu terjadi tidak ada yang alami, jadi suatu keharusan kita mampu memetakan bagaimana design bangsa Indonesia ke depan.
Pemuda hari ini menghadapi permasalahan yang begitu kompleks entah permasalahan yang diciptakan di masa lalu atau pun permasalahan yang baru-baru ini terjadi, karena kekeliuran yang tejadi pada masa lalu dalam bahasanya Nurcholis
Majid Krisis Multidimensional. Sehingga harus menjadikan pemuda saat ini mampu
berpikir global dan bertindak lokal, berpikir global menjadikan pemuda memiliki
wawasan yang luas dan terbuka, sedangkan bertindak lokal ialah mampu bertindak
dengan melihat lingkungan sekitar dimana kita hidup kalau menurut Kuntowijoyo
ialah dari teks ke konteks.
Karena permasalahan yang sangat kompleks itu maka pemuda dituntut untuk
mampu memetakan peradaaban atau menciptakan peradaban. Era sekarang
kemajuan tekhnologi begitu melesat kita bisa melihat dari penggunaan media sosial
di Indonesia berdasarkan data dari Hootsuite yang merupakaan perusahaan analisis
media sosial dari Kanada, pengguna media sosial di Indonesia pada tahun 2020
mencapai 160 juta atau 59 persen dari populasi penduduk yang ada di Indonesia. Tapi indeks Pembangunan manusia (IPM) pada tahun 2019 mencapai 71,92 (BPS.go.id).
Bisa disimpulkan kemahiran dalam berdigital tidak menjadi ukuran dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 40, lahan terbakar dari tahun 2015 sampai 2018 seluas 3.403.000 ha (Hektar) https://www.greenpeace.org/, “Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta hektar hutan Indonesia hilang.
Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora dan fauna, 30 persen dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan. Kerusakan terumbu karang meningkatkan resiko bencana terhadap daerah pesisir, mengancam keanekaragaman hayati laut, dan menurunkan produksi perikanan laut. Tingginya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran laut di
Indonesia. Bahkan pada 2010, Sungai Citarum pernah dinobatkan sebagai Sungai
Paling Tercemar di Dunia oleh situs huffingtonpost.com. World Bank juga menempatkan Jakarta sebagai kota dengan polutan tertinggi ketiga setelah Beijing,
New Delhi dan Mexico City. Ratusan tumbuhan dan hewan Indonesia yang
langka dan terancam punah. Menurut catatan IUCN Redlist, sebanyak 76 spesies
hewan Indonesia dan 127 tumbuhan berada dalam status keterancaman tertinggi
yaitu status Critically Endangered (Kritis), serta 205 jenis hewan dan 88 jenis
tumbuhan masuk kategori Endangered, serta 557 spesies hewan dan 256
tumbuhan berstatus Vulnerable http://badungkab.go.id/.”
Itu baru sebagian permasalahan yang ada di Indonesia yang perlu direhabiltasi oleh
pemuda yang merupakan tonggak kemajuan bangsa, melihat permasalahan yang
menumpuk tidak mungkin pemuda mampu mengatasi permasalahan itu tanpa
adanya bekal pengetahuan tentang permasalahan itu. Maka dari itu kita sebagai
pemuda kita harus mampu melihat bagaimana realita yang terjadi di tengah masyarakat supaya kita tidak terlalu melangit tapi melupakan bumi yang kita pijak.
Persatuan dari pemuda untuk kemajuan sangat dibutuhkan demi tercapainya
masyarakat yang adil dan makmur.
Penulis kembali mengingatkan kepada pemuda Indonesia mari sama-sama kita
benahi permasalahan yang terjadi di Indonesia dimulai dari hal terkecil yaitu gotong
royong bersama tetangga, dan meminjam istilah Kuntowijoyo kembali dari Teks ke
konteks. Karena bagaimana pun juga kita sebagai pemuda apalagi yang diberikan
kesempatan untuk belajar memiliki kewajiban yaitu mengingatkan kebenaran kepada
kekuasaan.
Referensi:
Nurcholis Majid, Indonesia Kita, Gramedia, Jakarta, 2018.
Kuntowijoyo, Islam Sebagai Ilmu, Tiara Wacana, Jogjakarta, 2006.
https://www.bps.go.id/
https://www.greenpeace.org/,
http://badungkab.go.id/.
Cck