Jumlah masyarakat yang terinfeksi virus corona Covid-19 terus meningkat setiap harinya. Tak terkecuali, virus tersebut juga menyerang tenaga kesehatan.
Setidaknya ada ratusan tenaga kesehatan harus kehilangan nyawa saat bertugas menangani COVID-19. Dari data Ikatan Dokter Indonesia pada 28 November 2020, tercatat ada 168 dokter terinfeksi Covid-19, mulai dari dokter umum hingga dokter spesialis.
Diantara dokter tersebut adalah dokter gigi yang juga cukup banyak terinfeksi Covid-19, bahkan ada yang harus meregang nyawa. Kasus yang dialami dokter gigi itu karena dokter gigi bersentuhan langsung dengan mulut pasien untuk diperiksa giginya.
Untuk itu Fakultas Teknik Elektro dan Fakultas Industri Kreatif Telkom University berkolaborasi membuat sebuat alat untuk melindungi dokter gigi dari virus Covid-19. Mereka nemanakan inovasi tersebut dengan Dentist Protective (Dentpro).
Hardy Adiluhung, Dosen Fakultas Industri Kreatif Telkom University menjelaskan, alat yang mereka kembangkan untuk dokter gigi sebagai alat pelindung saat menjalani praktek. Dengan menggunakan alat ini dokter dapat terhindar dari semburan aerosol dan droplets.
Menurut Hardy, walaupun peralatan APD sudah mendukung, namun perlu tambahan APD yang lebih maksimal. Sehingga Dokter dan pasien lebih terlindungi dari sebaran virus ataupun kuman di ruang praktek dokter.
“Alat ini sendiri dilengkapi dengan Mesin Vacuum Aerosol & Droplets yang menggunakan HEPA Filter Sterilisasi Bakteri dan Sinar UV-C Sanitizer,” tambah Hardy.
Cara kerja alat ini, ungkap Hardy adalah, melalui mesin vacuum berdaya sedot tinggi. Mesin ini menggunakan jalur yang terhubung ke beberapa box, Box 1 Sinar UV-C Sanitizer dua titik, lalu terhubung ke box 2 Sinar UV-C Sanitizer dan HEPA Filter sebagai Filter Sterilisasi Bakteri yang ada di ruangan.
“Sistem vacum sedot aerosol dan droplets ini dihubungkan langsung pada posisi rongga mulut pasien, saat dokter melakukan pemeriksaan rongga mulut,” Jelasnya.
Hardy menjelaskan, alat yang dibangun selama kurang lebih empat bulan. Selain dibantu oleh beberapa tim dosen baik dari FIK dan FTE, juga ada beberapa tim mahasiswa yang terlibat.
Kemudian dalam prosesnya alat ini telah diuji coba di Klinik Pratama Telkom University. Hasilnya mendapat respon cukup baik oleh dokter gigi bersangkutan.
“Selama uji coba, kami mendapat respon baik dari pihak Klinik Pratama dan Telkom Medika, selain itu kami juga mendapat dukungan dari perkumpulan dr Gigi di Universitas Airlangga Surabaya, dan UNAIR menjadi salah satu universitas yang mendukung di riset kami ini,” terang Hardy.
Hardy berharap, lewat inovasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh seluruh dokter gigi di Indonesia. Mengingat dalam kondisi pandemic ini, dokter gigi bisa mendapat perlindungan lebih melalui alat tersebut.
“Besar harapan kami produk inovasi ini akan berkembang kedepannya dan berkontribusi bagi dunia medis di Indonesia khususnya dunia kedokteran gigi, sebagai perlindungan praktek di saat pandemik, karena, mau tidak mau, pemeriksaan kondisi mulut di dokter gigi harus berjalan, guna menghindari kondisi gigi semakin parah,” jelasnya.