DEPOK, KabarKampus – Departemen Geosains FMIPA UI menggelar sosialisasi mengenai bencana tsunami di Desa Sukatani, Banten. Sosialisasi dilakukan secara roadshow kepada beberapa Rukun Tetangga (RT) di Desa Sukatani yang dimulai sejak akhir tahun 2020.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan kepekaan masyarakat akan risiko bencana tsunami di kawasan tersebut. Selain itu, untuk mengedukasi masyarakat tentang langkah-langkah yang harus dipersiapkan dan dilakukan jika sewaktu-waktu terjadi tsunami.
Dalam melakukan sosialisasi tersebut, tim menyampaikan penjelasan hasil-hasil penelitian internal maupun penelitian umum yang sudah dipublikasikan, dengan pendekatan yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam. Sementara itu sejumlah ahli kebumian membicarakan kemungkinan terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami megathrust di bagian selatan Jawa.
Mereka memberitahu, bencana yang terjadi dapat bencana yang dahsyat dan bisa terjadi kapan saja. Kajian-kajian ini secara tidak langsung mengingatkan agar masyarakat yang berada di sekitar daerah tersebut meningkatkan kewaspadaan terkait bencana gempa bumi dan tsunami, termasuk cara melakukan evakuasi.
“Masyarakat yang kami temui, sebagian besar belum memahami seberapa dekat kemungkinan bencana ini dengan mereka karena kajian-kajian ilmiah yang selama ini didengungkan tidak sampai kepada mereka yang justru berada dalam wilayah yang paling berisiko,” kata Maryadi, yang juga merupakan dosen dan Kepala Laboratorium Pemodelan Geofisika, Departemen Geosains, FMIPA UI, Selasa, (19/01/2021).
Sehingga, mereka merasa penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai tsunami. Selain itu juga mereka dapat memahami langkah-langkah yang harus dilakukan seandainya terjadi tsunami.
Sementara itu, Sindi, salah seorang ketua RT di Desa Sukatani mengatakan, edukasi soal tsunami di desa mereka baru pertama kali digelar. Sehingga mereka berterima kasih kepada UI atas informasinya yang diberikan.
“Kami menjadi lebih tahu tanda-tanda kalau ada tsunami walaupun tidak berharap akan terjadi nantinya,” ujarnya.
Pemahaman yang kurang tentang tsunami tersebut, tergambar juga dari yang disampaikan Upit, salah seorang tokoh masyarakat Desa Sukatani. Katanya, penduduk setempat sering kali panik ketika isu tsunami muncul, dan mereka melakukan evakuasi tanpa persiapan apa pun.
“Ternyata, tidak terjadi bencana apa-apa, tapi malah barang-barang di rumah ada yang dicuri.”[]