Saya kemudian membandingkan kondisi saya saat ini yang terserang stroke lebih dari setahun lalu dengan kondisi Milan Djordjevic yang lumpuh. Saya dulu sudah tak bisa apa-apa, hanya terbaring di tempat tidur tanpa bisa berjalan selama dua bulan, dan dua kali hampir mati. Saya juga sampai saat ini hanya bisa mengetik dengan satu tangan saja (tangan kanan). Pada saat saya sudah hampir menyerah, saya kemudian teringat puisi “Mantel” ini:
“—Mantel! Mantel! Mantel!
—Saudaraku terkasih! Bangkit! Bangkit!
Setidaknya berlututlah di samping
Milan Djordjevic-mu!”
MANTEL
Kuletakkan mantel. Di lantai.
Tanpa setetes darah di dalamnya.
Kuletakkan mantel. Terkulai.
Kusut, terabaikan, silam sepenuhnya.
—Mantel! Mantel! Mantel!
—Saudaraku terkasih! Bangkit! Bangkit!
Setidaknya berlututlah di samping
Milan Djordjevic-mu!
Saudaraku, penjaga kesepianku,
didera hujan, salju,
kutukan, bujukan!
Bangkit! Bangkit!
Biar kurasakan kedua saku kosongmu
dengan sepuluh jariku.
Dan jari-jari itu akan mengepakkan
sepasang sayap di dalamnya.
Di dalam lenganmu yang menganga
kubiarkan serangga-serangga mungil itu
merangkaki lenganku!
Kini, mantel mulai bernapas,
membuka matanya, sejenak gemetar,
mengangkat sebelah lengannya, merentangkan
sepasang sayapnya, terbang, barang sebentar
memekik dan menyelimuti tubuhku dengan kegelapan.
Sekarang, aku tak lain darah dan nyalinya.
————————————————————————
Versi asli puisi ini dalam bahasa Serbia:
KAPUT
Kaput leži. Na podu.
Bez kapi krvi u sebi.
Kaput leži. Umoran,
zgrčen, odbačen i crn.
—Kapute! Kapute! Kapute!
—Mili brate! Ustani! Ustani!
Barem klekni kraj tvog
Milana Djordjevića!
Mili brate zasipan
snegovima, kišama,
pogrdama, laskanjima,
čuvaru moje samoće!
Ustani! Ustani!
Tako ti praznih džepova,
ispuniću ih mojim šakama.
Prhnuće krilima u tebi.
Tako ti zjapećih rukava,
pustiću izmučene životinjice,
moje ruke, u tebi da gmižu!
I kaput poče da diše,
otvori oči, zadrhta,
pokrenu jedan rukav,
raširi krila, polete, zagrakta,
zaogrnu me svojim mrakom.
I sad sam njegova utroba.
————————————————————————
Terjemahan bahasa Inggris oleh penyair Charles Simic:
OVERCOAT
Overcoat lies. On the floor.
Without a drop of blood in it.
Overcoat lies. Weary.
Crumpled, discarded and black.
—Overcoat! Overcoat! Overcoat!
—Dear brother! Rise! Rise!
At least kneel next to your
Milan Djordjević!
Dear brother, guardian of my solitude,
beaten with rain, snow,
curses, flatteries!
Rise! Rise!
I will feel your empty pockets
with my hands.
They’ll flutter their wings in them.
Inside your gaping sleeves
I’ll let the threadbare little animals
that are my arms crawl!
So it may begin to breathe
and open its eyes, shudder,
then move one sleeve,
spread its wings, fly, caw
and drape me with its darkness.
I, who am its blood and guts.
——————————————————————————————————
Terjemahan bahasa Indonesia @ Ahmad Yulden Erwin, 2012 – 2015
——————————————————————————————————