Berbicara mengenai pembumian sains yang sebelumnya dibahas. Perbedaan cara pandang antara kalangan akademisi dan non-akademisi dalam melihat dan menentukan solusi bagi suatu masalah akan menimbulkan hambatan dalam kemajuan masyarakat itu sendiri. Ketika salah satu kalangan menganggap dirinya adalah yang paling benar, maka saat itu pula akan sulit menyamakan pandangan antara kedua golongan.
Generasi non-akademisi yang umumnya didominasi oleh generasi-generasi sebelumnya cenderung menganggap bahwa pengalaman yang dimiliki itu mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Di mana kalangan ini juga akan menganggap dirinya serba tahu akan masalah apa yang sedang dihadapi berdasarkan gejala yang tampak di tengah masyarakat. Perbedaan usia dan pengalaman bisa saja menjadi senjata ampuh yang juga menjadi kutukan bagi generasi sekarang dalam memberikan pengetahuan yang dimilikinya. Di mana saat memberikan pendapat dan terjadi perbedaan pandangan, senjata itu akan memainkan perannya dan mematikan solusi yang telah diberikan.
Ketika golongan non-akademisi memaksakan bahwa solusi miliknya adalah yang paling cocok, sedangkan di zaman sekarang bisa saja cara yang digunakan sudah kadaluarsa dan sudah tidak relevan lagi digunakan. Hal itu akan menyebabkan stagnansi atau tidak berkembangnya suatu komunitas masyarakat mengikuti perkembangan zaman. Jika saja hal itu berlangsung lama tanpa adanya pembaruan, maka akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi di kemudian hari. Dan jika kalangan akademisi terlalu memaksakan kehendaknya dalam menyelesaikan suatu masalah yang ada, bisa saja terjadi penolakan terhadap solusi yang diberikan oleh masyarakat yang berimbas kepada pengucilan atau ketidakpercayaan masyarakat kepada dirinya.
Perlu ditemukan sebuah pendekatan yang tidak terlalu memaksakan pandangan, tapi mampu memberikan pemahaman akan bagaimana penyelesaian suatu masalah berdasarkan sains menjadi PR besar bagi kalangan akademisi dalam memberikan pengetahuan yang dimiliki. Di mana mereka juga dituntut menjadi generasi masa depan yang akan menentukan arah kemajuan bangsa.
*Penulis adalah Mahasiswa HI FISIP Universitas Andalas