Oleh: Biiznillah*
Di sebuah kastil di Italia pada tahun 1592, seorang pria paruh baya meringkuk dengan tubuh yang dipenuhi bekas luka di jeruji besi di kastil St. Angelo. Sudah delapan tahun ia menghabiskan waktu dengan suasana yang tak menentu dalam tahanan ini. beberapa orang datang dengan serta merta menyiksannya tanpa ampun. Kadang kala seseorang datang membawa kitab suci ke hadapannya dan menuntut pertobatan dari apa yang ia katakan. Ia tidak bergeming. Siksaan kembali datang. Namun ia tetap berkata “aku tidak akan meranik apapun yang telah aku katakan”. Di hadapan Hakim yang memutuskan perkaranya ia tetap berkata “Vonis yang anda jatuhkan lebih menakuti diri anda ketimbang menakutiku”.
.
Setahun kemudian, ia digiring di jalanan Roma Italia kemudian ditelanjangi. Ia tidak lagi disiksa ataupun disiram dengan air agar kedinginan. Dosanya dianggap terlalu besar. Dosa berfikir. Dosa menyelidiki hal-hal misterius dari alam semesta ini. Tidak ada yang dapat menghapus dosa seperti ini kecuali dibakar. Pria ini kemudian digiring ke tiang pancang yang dipenuhi kayu bakar. Para Algojo datang membawa obor menjatuhkan api di atas tumpukan jerami. Pria itu terbakar menjadi abu. Tapi ia tidak pernah mengubah kata-katanya.
.
Kelak kemudian hari, orang-orang menyebut namanya saat membicarakan temuan-temuan sains terbaru dalam bidang kosmologi. Giardano Bruno. Seorang Filsuf, Saintis dan Rohaniawan yang mendedikaskan nyawanya untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Pandangan Bruno terhadap Alam semesta mewakili tradisi Heliosentrisme Kopernikan yang revolusioner dalam memandang alam semesta. Pandangan ini menyelisihi pandangan kalangan agamawan pada waktu itu.
.
Bruno memandang bahwa alam semesta ini adalah tidak terbatas bahwa bumi mengelilingi matahari dan bukannya matahari yang mengililingi bungi serta padangannya yang mengentengahkan bahwa mungkin ada di jagatraya tak terbatas ini beberapa kehidupan ekstrasterial yang memiliki kecerdasan. Ada sedikit ahli yang menolak kisah Bruno yang diidentifikasikan sebagai seorang martir bagi sains seperti Michael Kelas. Beliau menyatakan bahwa Bruno tidak dihukum mati menyangkut pandangan saintifiknya melainkan karena pandangannya mengenai Yesus yang ia pandang hanya sejenis Jiwa yang bermigrasi dari dunia lain, bahwa Tuhan seharusnya menciptakan lebih banyak variasi dunia dan bahwa tidak ada penghakiman di hari akhir.
.
Tapi sepertinya kita bisa melihat bahwa pandangan ini adalah pandangan sejarah alternatif yang tidak mengubah apapun. Kita mengetahui bahwa kekuasaan agamawan tidak hanya melakukan tindakan yang unik sama sekali kepada Bruno seorang, tapi juga kepada banyak Ilmuwan dan beberapa pemikir bebas. Paus Paul-V bahkan memeritahkan Cardinal Bellarmin untuk meminta Galileo untuk mengarik pandangan Heliosentrismenya. Dengan segala cara komisi inkuisisi gereja akhirnya menghukum Galileo menjadi tahanan rumah. Sebuah tindakan yang tentu saja tidak sejalan dengan kebebasan manusia dalam berfikir dan menemukan pengetahuan.
.
Kisah Bruno dan Galileo tentu menjadi pijaran yang menerangi sedikit kegelapan kita walaupun pijaran itu pernah sempat akan dimatikan. Namun pertanyaan itu senantiasa akan berkembang dan menjadi lebih besar jika kita tidak menemukan jawabnya. Tentang darimana alam semesta ini bekerja. Orang-orang di masa lalu telah bekerja dan menyisakan sedikit jawaban yang berguna bagi generasi selanjutnya. Namun pelajaran yang dapat kita ambil adalah, kemauan keras mereka untuk mengobservasi dan keberanian untuk keluar dari jeruji dogma.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>