Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2023, Partai Solidaritas (PSI) melakukan aksi simpatik dan edukatif di depan gerbang Kemendikbud, Jalan Sudirman Jakarta. PSI menyuarakan Revolusi Pendidikan Nasional dengan 15 tuntutan. Berikut pernyataan sikap yang diterima redaksi Kabar Kampus:
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah dari data Kemendikburistek pada tahun 2022, dari 1,2 juta total ruang kelas SD di seluruh Indonesia, 60% dalam kondisi rusak. Adapun untuk ruang kelas SMP, dari total 430 ribu ruang kelas terdapat 53% dalam kondisi rusak. Sementara dari total 196 ribu ruang kelas SMA dan 202 ribu ruang kelas SMK, masing-masing 45% dalam kondisi rusak.
Di saat yang sama tahun 2022 jumlah SMP hanya 1/3 jumlah SD. Di mana total SMP 41.402 unit sedangkan total jumlah SD sebanyak 148.992. Adapun jumlah SMA 14.007 unit dan SMK 14.199 unit. Bagaimana mungkin program wajib belajar 9 tahun bisa dipenuhi, kalau daya tamping SMP tidak sebanding dengan SD. Kondisi ini diperparah dengan diterapkannya sistem zonasi, yang membuat siswa lulusan SD menjadi semakin terbatas aksesnya ke SMP karena tidak semua wilayah ada SMP nya. Konsekwensinya semakin banyak anak putus sekolah dan tidak terpenuhi hak pendidikannya. Belum lagi banyaknya pungutan-pungutan liar di sekolah, walau konstitusi mengammanahkan pemerintah harus menjaminnya.
Sementara itu guru-gurupun banyak yang belum terjamin kesejahteraannya. Bahkan tidak sedikit yang belum menerima gaji berbulan-bulan seperti yang dialami 900 guru-guru PPPK di Papua yang belum menerima gaji dari bulan Januari 2023. Di Kota Bekasi bahkan guru-guru PPPK dipotong gajinya 75% beberapa bulan menjelang lebaran. Lebih ekstrimnya lagi ada guru-guru yang menerima gaji di bawah Rp 500 ribu sebulan seperti yang terungkap dengan viralnya struk gaji guru di Jawa Timur bulan lalu.
Di lembaga sekolahpun sampai saat ini tiga dosa besar pendidikan juga masih marak terjadi, yaitu intoleransi, perundungan dan kekerasan seksual. Beberapa waktu lalu kita baca berita yang sangat menyedihkan ada anak SD yang gantung diri karena tidak tahan mendapatkan ejekan yang berulang-ulang dari teman-teman sekolahnya karena tidak punya bapak, alias anak yatim.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>