BANDUNG, KabarKampus – Bertempat di Jl. Rengganis No. 6 Kota Bandung, gerakan politik yang menamakan dirinya GP 98 Jabar menggelar diskusi sekaligus syukuran atas sekretariat baru, Minggu, 02 Juli 2023.
Diskusi menghadirkan narasumber Fahmy ISS W, M.I.POL (Direktur Eksekutif BSOD, Dosen Universitas Pasundan). Dipandu moderator Syaiful Ramadlan (GP 98 Jabar) mengangkat tema “Pemilu 2024 & Dinamika Politik di Jawa Barat” berbasis data, temuan survei 20-30 April 2023 dari Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC).
“Menghadirkan narasumber ahli akan menambah literasi, otak yang kosong bukanlah penasehat politik yang baik,”ucap Syaiful Ramadlan membuka diskusi.
Fahmy ISS W, M.I.POL menyampaikan kajian dan analisis calon presiden, partai politik pilihan warga Jawa Barat. Sebagai provinsi dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia (17,53%) suara pemilih dari Jawa Barat signifikan untuk diperebutkan dalam Pilpres dan Pileg 2024. Bagaimanakah kecenderungan pilihan warga Jawa Barat sejauh ini untuk kandidat-kandidat potensial dalam pilpres dan partai-partai yang berkontestasi dalam pileg?
Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia di 18 Kabupaten dan 9 Kota di Provinsi Jawa Barat yang sudah mempunyai hak pilih, yaitu WNI yang sudah berumur 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Metode penarikan sampel melalui multistage random sampling. Margin of errorrata-rata sebesar ± 2,87% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancarai secara langsung (tatap muka) dengan menggunakan kuesioner. Wawancara dilakukan tanggal 20-30 April 2023.
Elektabilitas calon presiden simulasi terbuka:
– Prabowo Subianto mengalami kenaikan dari 24,8% (Nov-22) menjadi 30,4% (April-23)
– Anies Baswedan mengalami penurunan dari 24,6% (Nov-22) menjadi 22,3% (April-23)
– Ganjar Pranowo mengalami kenaikan dari 11,9% (Nov-22) menjadi 17,3% (April-23)
Elektabilitas calon presiden simulasi tertutup:
– Prabowo Subianto mengalami kenaikan dari 28,8% (Nov-22) menjadi 32,8% (April-23)
– Anies Baswedan mengalami penurunan dari 26,5% (Nov-22) menjadi 23,7% (April-23)
– Ganjar Pranowo mengalami kenaikan dari 12,1% (Nov-22) menjadi 18,3% (April-23)
Fahmy menjelaskan alasan Prabowo kuat di Jawa Barat. Pertama, Prabowo melekat di memori warga Jawa Barat sebagai capres yang pernah mengikuti pilpres sebelumnya. Berbeda dengan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Kedua, stigma dan persepsi Prabowo mendapat dukungan generasi milenial. Ketiga, Partai Gerindra menempati elektabilitas tertinggi di atas PDIP, PKS, Golkar, Nasdem, Demokrat, PPP, PKB, PAN, Perindo, PSI, PBB, Gelora, Garuda, Hanura. Mengidentifikasikan personal sebagai capres berdampak signifikan bagi perolehan suara partai.Diskusi berakhir menjelang maghrib. Penutup diskusi, pemotongan nasi tumpeng oleh Ketua GP 98 Jabar Nickolas Pardede.