Oleh: Iswadi Syahrial Nupin*
Kapitalisme global adalah fenomena ekonomi dan sosial yang telah menyebar ke seluruh dunia, mempengaruhi cara hidup dan perspektif masyarakat di berbagai negara. Bagi Indonesia, kapitalisme global memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan sosial, budaya, dan lingkungan secara keseluruhan, selain dari segi ekonomi. Karena kapitalisme global yang berpusat pada keuntungan dan persaingan, orang-orang yang dulunya menganut prinsip gotong royong menjadi lebih materialistis dan individualis.
Meningkatnya ketimpangan sosial dan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu dampak paling signifikan dari kapitalisme global. Meskipun kapitalisme mendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat, pertumbuhan ini seringkali tidak merata. Misalnya, perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia mendapatkan keuntungan besar dari sumber daya dan pasar lokal, tetapi hanya sebagian kecil dari keuntungan tersebut yang dikembalikan kepada masyarakat. Pekerja lokal seringkali menerima upah rendah dan kondisi kerja yang tidak layak.
Selain itu, kapitalisme global menyebabkan perbedaan yang lebih besar antara kehidupan di perkotaan dan pedesaan. Masyarakat pedesaan cenderung tertinggal dari pendidikan, teknologi, dan peluang ekonomi di kota-kota besar. Ini menyebabkan “urbanisasi”, atau migrasi massal dari desa ke kota, yang seringkali berakhir dengan peningkatan kemiskinan perkotaan. Akibatnya, populasi produktif menurun di masyarakat pedesaan, mengganggu ekonomi dan budaya lokal.
Sumber daya alam Indonesia, termasuk tambang, hutan, dan lautan, telah lama dikenal. Sayangnya, perusahaan multinasional di seluruh dunia mengeksploitasi kekayaan alam ini. Sumber daya alam dieksploitasi secara berlebihan untuk memperoleh keuntungan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap masyarakat lokal dan lingkungan.
Eksploitasi yang tidak terkendali menyebabkan pencemaran air, perubahan iklim, dan penebangan hutan yang signifikan. Kasus-kasus kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera, yang sebagian besar disebabkan oleh kegiatan perusahaan sawit dan perkebunan lain, menjadi bukti nyata bagaimana kapitalisme global membawa dampak serius bagi ekosistem Indonesia. Selain itu, masyarakat adat yang bergantung pada hutan dan sumber daya alam lainnya untuk hidup, mereka sering kali kehilangan hak atas tanah dan mata pencaharian, sehingga semakin memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi.
Selain itu, masyarakat Indonesia mengalami perubahan dalam budaya dan gaya hidup mereka sebagai akibat dari kapitalisme global. Masyarakat Indonesia terus terpapar budaya konsumerisme dan gaya hidup yang menekankan materi sebagai cara untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan melalui media global, iklan, dan produk. Banyak elemen budaya tradisional yang sebelumnya sederhana dan berorientasi pada nilai-nilai kebersamaan telah diubah oleh gaya hidup yang mengutamakan konsumsi ini.
Karena masyarakat, terutama generasi muda, cenderung mengejar barang-barang bermerek dan mewah sebagai cara untuk menunjukkan status sosial dan aktualisasi diri, mereka semakin tergantung pada produk impor dan mengabaikan produk lokal. Nilai-nilai budaya asli Indonesia, yang menekankan kesederhanaan dan gotong royong, dirusak oleh perubahan ini.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>