More

    Bahaya Kapitalisme Global Bagi Bangsa Indonesia

    Kapitalisme global juga mengancam kedaulatan ekonomi Indonesia. Bisnis multinasional kini mendominasi banyak sektor ekonomi strategis di Indonesia karena pasar global yang semakin terbuka dan arus investasi asing yang deras. Sektor pertambangan, perkebunan, dan sektor lain menjadi tempat bagi perusahaan asing untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi jangka panjang.

    Indonesia kehilangan kontrol atas aset ekonominya karena terlalu bergantung pada perusahaan asing ini. Karena tekanan dari perusahaan multinasional dan organisasi internasional, pemerintah seringkali kesulitan membuat kebijakan yang melindungi kepentingan rakyat. Hal ini menimbulkan tantangan yang signifikan untuk mempertahankan kemandirian ekonomi dan menciptakan perekonomian yang adil dan bertahan lama.

    Di seluruh dunia, kapitalisme mendorong produksi dan konsumsi yang berlebihan, yang berdampak negatif pada lingkungan. Ini terlihat di Indonesia dengan peningkatan emisi karbon, penurunan kualitas air, dan kerusakan ekosistem yang disebabkan oleh penambangan dan aktivitas industri lainnya. Masyarakat yang bergantung pada alam, terutama masyarakat pesisir, petani, dan nelayan, terkena dampak langsung dari kerusakan lingkungan ini.

    - Advertisement -

    Selain itu, kerusakan lingkungan meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Meskipun kontribusi emisi Indonesia relatif kecil dibandingkan dengan negara-negara maju, namun aktivitas industri global yang berlebihan meningkatkan tekanan terhadap iklim di Indonesia.

    Sistem pendidikan Indonesia juga telah dipengaruhi oleh kapitalisme global. Institusi pendidikan kini tidak hanya menjadi tempat untuk menimba ilmu, tetapi juga dianggap sebagai komoditas yang dapat dijual. Banyak lembaga pendidikan, terutama swasta, mengeluarkan biaya yang sangat tinggi untuk menyediakan fasilitas dan kualitas pendidikan yang dianggap “setara” dengan standar internasional. Akibatnya, pendidikan berkualitas tinggi menjadi semakin mahal dan terbatas.

    Fenomena ini menyebabkan ketimpangan dalam mendapatkan pendidikan. Hanya orang-orang dari golongan ekonomi menengah ke atas yang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan terbaik. Sekarang, pendidikan telah berubah menjadi arena bisnis yang mengejar keuntungan daripada sarana untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here