
Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar aksi demonstrasi terkait jas almamater, Selasa (25/2). Aksi unjuk rasa dilakukan di depan Gedung Rektorat UIN Bandung, Jl. A.H. Nasution, Cipadung Wetan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Mahasiswa yang berdemo berjumlah sekitar 300 orang yang terdiri dari pihak Dema-U dan mahasiswa 2024.
Mereka protes kepada pihak rektorat karena kualitas jas almamater mahasiswa baru angkatan 2024 tidak sesuai standar. Unjuk rasa juga menuntut pergantian almamater secara menyeluruh kepada pihak birokrasi akan transparansi anggaran. Sebelumnya sempat diadakan dua kali mediasi namun belum menemukan titik terang.
Salah satunya pihak kampus hanya menyikapinya dengan memperbaiki jas almamater yang berikutnya. Namun tidak mengganti jas yang sudah diberikan kepada mahasiswa. Ketua Dema UIN Bandung, Hamidudin Nasar, mengatakan bahwa mahasiswa dirugikan oleh jas almamater yang tidak layak untuk dipakai.
“Yang melatarbelakangi demonstrasi kemarin adalah bentuk kekecewaan dari mahasiswa baru ketika menerima almamater yang tidak layak yaitu kualitas yang menurun dan juga usaha-usaha mereka dalam memperjuangkan melalui tahap audiensi sudah gagal dua kali,” jelas Ketua Dema UIN Bandung, Hamidudin Nasar, seperti dikutip dari Jatinangorku.
Almamater UIN Bandung dianggap memiliki kualitas berbeda dari sebelumnya. Namun aksi ini belum mendapatkan tanggapan dari pihak kampus. Para mahasiswa merasa dirugikan dengan kualitas jas almamater yang buruk. Diketahui bahwa mahasiswa yang dikukuhkan menjadi mahasiswa UIN Bandung pada pengenalan budaya akademik kemahasiswaan (PBAK) berjumlah 7.066 orang.
“Dari kain yang tipis, kancing yang sudah copot, kain yang sudah robek dan jahitan yang tidak rapi. Tuntutan kepada pihak kampus yaitu yang pertama seusai konsolidasi semalam satu mengganti secara keseluruhan. Kedua mengenai transparansi anggaran untuk almamater yang ketiga membuat perjanjian dan pernyataan MoU yang ditawarkan maba (mahasiswa baru),” ungkap Hamidudin.
Para mahasiswa juga menuntut agar birokrasi kampus segera menyelesaikan permasalahan terkait dengan jas almamater. Apalagi jika mengingat UIN Sunan Gunung Djati Bandung adalah PTKIN terbaik di Indonesia versi Webometrics 2023. “Sampai hari ini saya melihat perkembangannya belum ada respon dan tanggapan apapun dari pihak kampus,” beber Hamidudin.
Banyak para mahasiswa yang menganggap almamater UIN lebih mirip dengan jas hujan ponco. Aksi ini dirasa perlu untuk mengakomodir suara khususnya angkatan 2024 yang tidak puas dengan jas almamater yang mereka dapatkan. Tidak hanya orasi, aksi juga dihiasi dengan penempelan-penempelan poster protes di kaca-kaca gedung kampus.
“Jas almamater angkatan 24 di bawah ekspektasi dengan waktu pembagian yang lama dibanding universitas lain. Serta mendapat almamater dengan kualitas yang kurang untuk standar universitas. Yah dirugikan apalagi almamater ini yang akan dipakai hingga lulus. Harapan saya kampus bisa cepat menyelesaikan masalah ini dengan baik,” kata mahasiswa angkatan 2024, Abdullah Al Zaki.