Hujan deras dan angin kencang menyebabkan banjir di sejumlah desa di Sulawesi Selatan sejak Jumat, 7 Februari 2025 (25/02/2025). Banjir menggenangi rumah-rumah dan sejumlah infrastruktur, dengan beberapa wilayah mengalami ketinggian air setinggi pinggang orang dewasa.
Saat banjir naik, platform pemetaan bencana open-source Indonesia, PetaBencana.id, mencatat lonjakan laporan yang dibuat masyarakat. Memungkinkan tim tanggap darurat bertindak cepat di wilayah yang terdampak.
DisasterBot dari PetaBencana.id, chatbot humaniter pertama di dunia, memungkinkan warga terdampak bencana untuk berbagi kondisi di lapangan secara real-time. Dikembangkan oleh Yayasan Peta Bencana, bekerja sama dengan BNPB, chatbot berbasis AI ini menjangkau warga di wilayah terdampak bencana dan membantu mereka menyampaikan laporan bencana secara real-time melalui WhatsApp, Facebook Messenger, dan Telegram.
Laporan-laporan aktual dari masyarakat dipetakan pada peta publik secara live, PetaBencana.id, yang menyediakan informasi terverifikasi dan terkini bagi warga, petugas tanggap darurat, dan para pengambil keputusan.
Laporan yang disampaikan ke PetaBencana.id dari warga di Kecamatan Turikale, Kecamatan Lau, Kecamatan Bontoa, Kecamatan Mandai, dan Kecamatan Moncongloe merinci ketinggian banjir mulai dari mata kaki hingga pinggang orang dewasa.
Berbagi informasi yang berasal dari masyarakat melalui PetaBencana.id memainkan peran penting dalam membentuk upaya evakuasi yang dilakukan oleh BAZNAS, khususnya di Kecamatan Tanralili, Desa Borong, dan Dusun Ammarrang, Kabupaten Maros.
Laporan masyarakat yang terverifikasi memberikan informasi penting kepada tim tanggap darurat dan relawan untuk segera mengarahkan bantuan ke lokasi yang paling membutuhkan.
