
Mendikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro, terkena pergantian atau reshuffle tepat di 121 hari pertama kerja Pemerintah RI di bawah Presiden Prabowo Subianto, Rabu (19/2). Ia menjadi menteri pertama yang terkena reshuffle di bawah kepemimpinan Prabowo. Satryo menjadi menteri Mendikti Saintek saat diumumkan di Istana Negara, Jakarta, pada 10 Oktober 2024. Satryo berjanji akan fokus kepada kemampuan berpikir kritis pada generasi muda Indonesia melalui janjinya saat itu.
“Kita harus mentransformasikan metodologi pendidikan kita dan harus membuat anak-anak kita semua punya critical thinking. Kalau tidak, kita tidak bisa survive di masa depan,” ujarnya saat serah terima jabatan pada 21 Oktober 2024.
Di sisi lain, Satryo pun sempat mengaku mengundurkan diri dari jabatan Mendikti Saintek. Alasan utamanya karena kinerjanya tidak sesuai dengan harapan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Namun ia mengaku telah bekerja keras secara maksimal dalam empat bulan terakhir. Satryo pun telah menyerahkan surat pengunduran diri ke Kemensetneg untuk diteruskan ke Prabowo. “Ya lebih baik saya mundur daripada diberhentikan,” ungkapnya seperti dikutip dari Dobrak.
Satryo sendiri menuturkan telah menerima dengan legowo atas keputusannya tersebut. Ia sempat menjadi buah bibir masyarakat karena kena geruduk para pegawai ASN di kantor Kemendikti Saintek pada 20 Januari 2025 lalu. “Harus legowo kerja itu. Kita kerja baik, maksimal sudah, tidak ada pamrih, tulus saya kerja. Oke? Kalo nggak cocok ya sudah, saya mundur saja,” beber Satryo.
Banyak juga spanduk-spanduk lain yang menyindir Satryo bahwa para ASN bekerja bukan untuk keluarga Satryo.Para pendemo itu membawa spanduk bertulis Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri”. Selain itu, ada juga spanduk bertulis “Pak Presiden, selamatkan kami dari menteri pemarah, suka main tampar, dan main pecat”. Kabar dugaan pemecatan secara sepihak itu diungkapkan pegawai ASN Pranata Humas Ahli Muda dan Pj. Rumah Tangga, Neni Herlina.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>