Jejak Kontroversi Satryo di Mendikti Saintek

Mendikti Saintek Dari Satryo ke Brian

Satryo sendiri merupakan anak dari mantan Menteri ESDM era orde baru, Soemantri Brodjonegoro. Ia lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956. Pada riwayat pendidikannya, ia menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan melanjutkan ke Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat, dengan jurusan yang sama.

Selain jadi menteri, Satryo mengaku mengerjakan karya-karya ilmuan yang tidak secara gamblang dijelaskan. Ia juga merupakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Salah satu pencapaian yang signifikannya adalah mengubah institusi pendidikan tinggi besar menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) pada Desember 2000.

- Advertisement -

Kebijakannya itu membuat otonomi lebih besar bagi perguruan tinggi untuk berkembang. Namun kendalanya adalah kualitas lulusan perguruan tinggi Indonesia yang sering kali dianggap kurang kompeten di dunia kerja. Sementara itu, banyak generasi muda Indonesia yang memilih bekerja di luar negeri karena merasa lebih dihargai. Maka sebetulnya Mendikti Saintek seharusnya jadi tantangannya untuk meningkatkan daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia di tingkat internasional. 

Pencopotan Satryo diikuti dengan pengangkatan Brian Yuliarto sebagai Mendikti Saintek. Brian sendiri dikenal sebagai Guru Besar di ITB. Ia dikenal ahli dalam bidang teknologi nano dan kuantum. Keputusan pengangkatan Brian dituangkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri negara untuk periode 2024-2029 yang dibacakan Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretaris Negara, Nanik Purwanti. 

“Intinya, kita diminta langsung bekerja melakukan langkah-langkah segera, serta konsolidasi untuk mendukung program-program Pak Presiden,” tutur Brian, seperti dikutip dari Intergritas. 

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here