Permintaan Maaf Sukatani dan Kebebasan Ekspresi Menurut Polisi

Permintaan Maaf Sukatani

Band bergenre punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, bernama Sukatani, meminta maaf kepada jajaran Polri atas lagu berjudul “Bayar Bayar Bayar” yang viral di media sosial. Lagu ini berisi kritik tajam terhadap praktik pungutan liar yang dilakukan oknum-oknum polisi. Tak hanya klarifikasi, Sukatani juga menghapus lagunya itu dari berbagai platform musik digital termasuk Spotify.

“Mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul media sosial yang saya upload, ke platform spotify. Sebenarnya lagu itu saya ciptakan untuk oknum kepolisian yang melanggar peraturan,” ungkap Muhammad Syifa Al Luthfi, Gitaris Sukatani.

- Advertisement -

Dalam unggahan di akun @sukatani.band itu mereka seolah dipaksa tampil tanpa topeng. Padahal Sukatani selalu memakai topeng dalam setiap aksi panggungnya. Hal ini memicu kontroversi di kalangan publik karena dianggap sebagai bentuk pembungkaman terhadap karya seni oleh aparat penegak hukum.

Sejumlah fasilitas pemerintahan di Kabupaten Purbalingga pun menjadi sasaran aksi vandalisme oleh orang tak dikenal. Aksi corat-coret terjadi di berbagai lokasi seperti kantor polisi, pos lalu lintas, rumah dinas, gedung dewan perwakilan rakyat (DPR), dan lainnya. Video permintaan maaf Sukatani juga mendapatkan dukungan dari berbagai musisi dan penggemarnya.

Banyak dari mereka memberikan dukungan agar lagu “Bayar Bayar Bayar” tidak ditarik band tersebut. Lagu itu pun bergema saat masa demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” hari Jumat (21/2). Seperti massa yang tergabung dari mahasiswa dan masyarakat sipil yang berkumpul di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Ada sekitar 2.500 orang yang turun ke jalan melanjutkan marathon aksi mahasiswa sejak Senin, 17 Februari, itu. Sebagian mahasiswa sepakat melepas almamater pada aksi hari ini agar melebur dengan massa masyarakat sipil. Sikap ini merupakan hasil dari konsolidasi dengan mahasiswa berbagai kampus.

“Betul, kemarin hasil dari pada konsolidasi bersama dengan aliansi mahasiswa dari berbagai kampus, sepakat untuk melepaskan ego dengan tidak menggunakan almamater pada aksi kali ini,” terang Juru Bicara Aksi Indonesia Gelap, seperti dikutip dari IDN.

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here