
Di antara faksi-faksi yang berafiliasi dan secara aktif bertempur di Jalur Gaza serta mengambil bagian dalam operasi banjir Al-Aqsa, mereka meliputi:
- Islamic Resistance Movement of Palestine (Hamas).
- Palestinian Islamic Jihad (PIJ)
- Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP).
- Democratic Front for the Liberation of Palestine (DFLP).
- Popular Resistance Commitees (PRC).
- Palestinian Freedom Movement (Fatah Al Yasir).
- Fraksi dissiden Fatah (Al Aqsa Martyrs brigades, dan lain-lain).
Ini hanyalah daftar singkat dari berbagai faksi politik yang bertempur secara serempak. Kelompok paramiliter lainnya, beberapa dengan perwakilan politik yang lebih sedikit tetapi lebih bersifat militer, juga berafiliasi dengan komando gabungan tersebut.
Pasukan keamanan Palestina dari pemerintah Gaza, seperti halnya warga sipil dan staf PBB, juga telah gugur dan terus-menerus menjadi sasaran bersama para pejuang perlawanan yang berjuang untuk pembebasan mereka.

Meskipun narasi bahwa perang hanya terjadi di Gaza, agresi terhadap wilayah Palestina lainnya terus berlanjut. Serangan di Tepi Barat dan pendudukan semakin intensif. Serangan, pembunuhan, dan serangan pesawat nirawak telah dilakukan. Para martir telah gugur di Tepi Barat, dari berbagai faksi. Di antara pasukan yang bertempur di Tepi Barat, mereka termasuk:
- Lions Den.
- Jenin Brigades.
- Tulkarem Brigades.
Situasi di Tepi Barat jauh lebih terpolarisasi dan kurang bersatu. Pada tahun 2024, “Dinas Keamanan Palestina” dari “Otoritas Palestina” yang dipimpin Fatah secara aktif melakukan operasi tempur terhadap berbagai faksi perlawanan di Jenin. Operasi-operasi ini dikoordinasikan dengan pendudukan Zionis, sementara pada saat yang sama “Dinas Keamanan Palestina” terus mengizinkan dan bahkan membantu penyerbuan dan serangan Pendudukan Zionis. Hal ini terjadi meskipun ada deklarasi sebelumnya tentang berakhirnya koordinasi tersebut.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>