232 Jurnalis Dibunuh Israel, Media Internasional Jangan Diam!

Ilustrasi: “Hero Selalu Ada untuk Palestina” karya Wisnu, peserta FPN Competition.

Media seperti Al Jazeera, Middle East Eye, hingga jurnalis lepas seperti Shireen Abu Akleh yang kemudian dibunuh oleh tentara Israel, memainkan peran besar dalam mengungkapkan kebenaran yang sering diabaikan media arus utama. Namun data dari Reporters Without Borders (RSF), menunjukkan bahwa puluhan jurnalis Palestina dibunuh atau ditahan dalam menjalankan tugas mereka. 

Begitupun dengan Cost of War Project from Watson Institute for International and Public Affairs, mengumumkan bahwa 232 jurnalis tewas selama perang yang dikobarkan Israel di Gaza, Palestina, dengan rata-rata 13 orang jurnalis tewas per pekan sampai 1 April lalu. Ini menjadi data statistik yang menjadikan perang Gaza sebagai paling mematikan dalam sejarah aktivitas media. 

Al Jazeera Network pun menerbitkan sebuah artikel dengan menulis “Jumlah jurnalis yang kehilangan nyawa dalam perang Gaza lebih besar dari jumlah gabungan mereka yang terbunuh dalam profesi inii dalam dua perang dunia, yaitu di Vietnam, Yugoslavia, dan dan Afganistan,”.

- Advertisement -

Menurut Cost of War Project, serangan terhadap jurnalis di Gaza ketika tidak ada jurnalis asing yang diizinkan masuk. Hal ini telah memperburuk situasi di mana jurnalis lokal yang digaji rendah dan sedikit sumber daya, harus menghadapi risiko terbesar. 

Tidak hanya Shireen, di antara jurnalis Al Jazeera yang terbunuh juga ada nama Hamza Dahdouh yang tewas pada 7 Januari 2024 ketika rudal menghantam kendaraannya di Gaza Selatan. Hamza merupakan anggota keluarga dekat kelima Wael Dahdouh, Kepala Biro Al Jazeera di Gaza, yang juga tewas karena serangan Israel. Kasus terbaru adalah Hossam Shabbat yang merupakan reporter Al Jazeera yang terbunuh pada 24 Maret 2024 ketika serangan Israel mengenai mobilnya. 

Militer Israel menuduh Hossam sebagai agen rahasia Hamas, sebuah klaim yang menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) telah berulang kali dilontarkan Israel terhadap jurnalis Palestina tanpa bukti yang membenarkan pembunuhan atau penganiayaan terhadap mereka. 

Bersambung ke halaman selanjutnya –>

- Advertisement -

4 COMMENTS

  1. Berpegang teguhlah kepada TALI ALLAH yaitu para Nabi as, Rasulullah SAW dan pewarisnya , kita sedang di masa jahiliyah modern , Fir’aun Netanyahu dan sekutunya ( kaum kafir, fasik, munafik ).Terkutuk*ZIONISISRAEL*

  2. Israel ingin menutupi kebiadaban nya dengan membunuh para jurnalis agar dunia tidak melihat aksi aksi Dajjal mereka,tapi Allah itu tidak tidur, palestina pasti akan merdeka, bersabar, bersatu dan terus berjuang dan jangan lupa berdoa,free Palestine

  3. Wajah terakhir kolonialis dan imperialis dan puncak antagonis akut.
    memperlihat ketelanjangan yang paling fulgar.
    Darah suhuda khususnya para jurnalis terlihat dan terasa sebagai amunisi membakar hegemini imperialis dan kolinias dunia.
    ditandai dengan :
    – Runtuhnya Mitos “12 Syarat Pompeo”
    – kawan dan lawan memperlihatan wajah melawan atas arogansi setan besar.
    – era panggung dan pencitraan sudah usang dan tak laku dijual ke khalayak yang telah jeli fakta dan data.
    – opsi militer tak lagi menakutkan.

  4. IDF (Israel Defence Force), telah terlibat banyak konflik, dan kontraversi, termasuk penggunaan kekerasan terhadap warga Palestina, Pelanggaran Hak Asasi manusia, dan Hukum Perang Internasional (Humaniter). IDF memiliki sentimen Negatif yang kuat terhadap Jirnalis,terutama jurnalis Perang dikarenakan tugas,dan fungsinya yang di jalankan oleh Jurnalis Perang di Palestina.
    Komflik Israel-Palestina yang berkepanjangan dapat menyebabkan ketegangan dan kekerasan,antara Jurnalis dan IDF. Sehingga IDf melakukan Pengawasan ketat terhadap Jurnalis.
    ñgssae

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here