Di Tunisia, mahasiswa mengadakan aksi mogok umum (8/4) di berbagai lembaga akademis sebagai bagian dari hari kemarahan yang diserukan untuk mendukung rakyat Palestina dan mengecam perang di Gaza. Ribuan mahasiswa itu menggelar aksi di Avenue Habib Bourguiba yang merupakan ibu kota Tunisia. Mereka mengibarkan bendera Palestina dan Hamas.
Para pengunjuk rasa juga berkumpul di luar Teater Municipal Tunisia, sebelum bergerak menuju Kedutaan Besar Prancis. Faksi-faksi Palestina telah menyerukan kepada para pendukung di seluruh dunia untuk melakukan pemogokan umum untuk memberi tekanan kepada Israel agar menghentikan perang genosida di Gaza.
Tentara Israel melanjutkan serangan mematikan di Gaza pada 18 Maret. Sejak itulah mereka membunuh hampir 1.400 orang, melukai lebih dari 3.400 orang lain, serta menghancurkan perjanjian gencatan senjata maupun pertukaran tahanan yang tercapai pada Januari lalu di wilayah tersebut. Bahkan sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bersumpah untuk meningkatkan serangan di Gaza seiring dengan upaya untuk menerapkan rencana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk memindahkan orang Palestina dari wilayah tersebut.
Lebih dari 50.700 orang Palestina telah terbunuh di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023. Sebagian besar korban diantaranya adalah perempuan dan anak-anak. Pengadilan Pidana Internasional (ICC) pun sempat mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November 2024 untuk Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, atas tuduhan kejahatan perang dan kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional untuk Peradilan (ICJ) terkait perang yang terjadi di wilayah tersebut.
Bagaimana dengan mahasiswa di Indonesia?
Mahasiswa, orang yang diharapkan berpikir empiris, membudidayakan akal dan nalar.
pembelaan kepada Palestina adalah suatu keniscayaan bagi mereka yang membudidayakan akal dan nalar.
Gaung itu merambah ranah formal akademis, sebagai senjata pemikul baru imperialis kolonialis.
Semoga mahasiswa Indonesia dapat ikut memanfaatkan momentum mengambil. Peran berbuat lebih kongkrit pembelaannya terhadap kaum tertindas khususnya Palestina.
Pengambilan momentum sekatang sangat pernting karena menentukan posisi esok.