Robek Ijazah Demi Solidaritas Palestina

Sejumlah alumni Universitas Columbia merobek ijazah miliknya untuk memprotes kerjasama kampus mereka dengan kebijakan anti Palestina di pemerintahan Donald Trump, Sabtu (29/3). Sambil merobek ijazah, mereka meneriakkan “Free Palestine”. Mereka juga menuntut Mahmoud Khalil seorang aktivis pro Palestina dibebaskan setelah ditangkap imigrasi Amerika Serikat (AS). 

“SIPA atau Columbia melawan usaha yang luar biasa dilakukan oleh para mahasiswa mereka yang membayangkan sebuah dunia di mana orang Palestina dapat menikmati hak-hak sipil dan kebenaran warga negara secara penuh. Kami sangat tidak bangga dan marah dan akan terus mengamuk pada institusi ini sampai Mahmoud Khalil bebas!” ujar salah seorang demonstran wanita.

Khalil ditangkap di lingkungan kampus Universitas Columbia di New York, Sabtu (8/3). Padahal ia merupakan pemegang kartu izin tinggal permanen (green card) yang sah di AS. Badan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) awalnya mengklaim akan mencabut visa pelajar Khalil. 

- Advertisement -

Namun saat pengacara memberitahu bahwa Khalil adalah pemegang green card, petugas menyatakan akan mencabut status itu juga. Kasus Khalil dinilai sebagai implementasi dari kebijakan Trump yang berjanji mendeportasi mahasiswa asing peserta demonstrasi pro Palestina. 

Penangkapan juga terjadi sehari setelah pemerintah AS memangkas dana Universitas Columbia sebesar 400 juta dolar AS. “Pemerintah tidak memberikan penjelasan mengapa klien saya ditahan. Mereka hanya menjalankan ancaman yang telah diutarakan sebelumnya,” kata Amy Greer, pengacara Khalil, seperti dikutip dari The Guardian. 

Bersambung ke halaman selanjutnya –>

- Advertisement -

6 COMMENTS

  1. Artinya mereka telah berhasil membuktikan bahwa mereka adalah manusia sejati yg menjunjung tinggi dan membela nilai-nilai kemanusiaan, segudang ijazah tak cukup untuk menilai diri seseorang bahwa Dia adalah manusia sejati..

  2. Hebat! Mereka benar-benar telah membuktikan diri sebagai manusia tangguh yang berjiwa besar dengan rela berkorban merobek ijazahnya–yang notabene merupakan hasil kerja kerasnya selama belajar– demi menjunjung tinggi kemanusiaan. Salut atas aksinya.

  3. Ini adalah sesuatu yang bisa dinilai sebagai tindakan heroik. Tapi di sisi lain ini juga bisa di lihat sebagai tindakan reaksioner. Tindakan ini boleh dilakukan jika ijazah bisa dicetak ulang. Di negara seperti Indonesia hal semacam ini perlu diwanti-wanti, jangan sampai menjadi trend reaksioner yang akan mereka sesali dikemudian hari. Jadi di Indonesia, merobek ijazah bagi saya tidaklah perlu dilakukan.

  4. Bahwa merasuk di sajubati mereka yg merobek ijazah itu bahwa 50 ribu korban pembantaian, genosida entitas palsu Zionis terhadap rakyat sipil Palestina khususnya Gaza adalah hal yang harus diperhatikan dan menjadi perhatian kita semua, ini bukan hanya perang pendudukan ini adalah tanggung jawab kolektif semua entitas dunia menjadi perhatian utama kita semua.
    Melawan dengan semua komponen yg ada pada kita adalah pengejawantahan pada moralitas
    agama dan kemanusiaan yang urgent saat ini.
    Panggilan itu menusuk dalam sanubati bagi orang orang yang merdeka.

  5. Saya jadi teringat dg Aroon bushnel. lebih memilih membakar dirinya daripada membakar manusia (Palestina)
    Jadi semuanya apapun itu ga bisa dibandingkan dg KEMANUSIAAN.

  6. Kampus-Kampus di Amerika Serikat yang berhubungan dengan Genosida, khususnya yang terkait Israel dan Palestina, telah menimbulkan protes dari Mahasiswa dan komunitas Akademik Beberapa alasan yanng menjelaskan.

    Mengapa kampus-kampus tersebut berhubungan dengan Genosida;
    1.Kerja sama Akademik, beberapa kampus di Amerika serikat memiliki kerjasama Akademik dengan Universitas-Universitas Israel yang beberapa di antaranya terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi yang digunakan dalam konflik Israel-Palestina.

    2. Dana Penelitian, beberapa kampus di Amerika serikat menerima Dana Penelitian dari organisasi-organisasi yang terkait dengan Istael seperti American Israel Public Afairs Committe (AIPA).

    3. Investasi, beberapa kampus di Amerika Serikat memiliki Invstasi dalam Perusahaan-Perusahaan yang terkait dengan Israel, seperti perusahaan Teknologi dan Pertahanan.

    Protes yang dilakukan Mahasiswa dan komunitas Akademik, antara lain: Tindakan Menyobek Ijazah, merupaka tindakan:
    1. Protes Simbolik, menyobek ijazah dapat dianggap protes simbolis terhadap kebijakan kampus yang dianggap tidak etis, tidak manusiawi mendukung Genosida.
    2. Pengutukan, menyobek Ijazah juga dianggap sebagai pengutukan, terhadap kampus yang dianggap tidak memiliki etika, moral, tidak memiliki rasa kemanusiaan. Berambisi mengejar dana Investasi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here