Sementara itu, Universitas Columbia juga memiliki jaringan alumni yang sangat kuat dan berpengaruh. Mereka telah menyumbangkan kontribusi besar dalam bidang sastra, jurnalisme, seni, politik, dan bisnis. Aksi merobek ijazah juga pernah dilakukan seorang mahasiswa Universitas Columbia saat upacara wisuda sebagai protes.
Tarsis Salome, lulusan jurusan pelayanan sosial, mengenakan keffiyeh dan merobek-robek ijazahnya saat berada di atas panggung. Wisudawan lainnya juga terlihat mengenakan borgol beritsleting dan memegang atribut-atribut pro Palestina.
Selain merobek ijazahnya, ia juga memperlihatkan atribut pro Palestina di tengah-tengah upacara wisuda. Aksi ini mengejutkan banyak pihak dan mengundang beragam reaksi dari seluruh dunia. Hal itu disebabkan karena dugaan keterlibatan lembaga pendidikan tersebut dalam genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Langkah itu juga diambil mereka setelah Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda utamanya karena meningkatkan kekhawatiran akan keamanan setelah beberapa mahasiswa pro Palestina mendirikan tenda perkemahan di sana. Protes-protes pro Palestina di kampus sudah berlangsung sejak tahun lalu dengan meluncurkan sebuah perkemahan.
Mereka menuntut agar kampus menghentikan segera hubungannya dengan Israel. Lebih dari 2.000 orang telah ditangkap saat perdebatan mengenai hak untuk melakukan protes dengan batasan kebebasan berpendapat dan tuduhan antisemitisme. Demonstrasi di kampus-kampus juga terjadi di beberapa wilayah Eropa seperti Prancis, Belanda, dan Swiss.
Artinya mereka telah berhasil membuktikan bahwa mereka adalah manusia sejati yg menjunjung tinggi dan membela nilai-nilai kemanusiaan, segudang ijazah tak cukup untuk menilai diri seseorang bahwa Dia adalah manusia sejati..
Hebat! Mereka benar-benar telah membuktikan diri sebagai manusia tangguh yang berjiwa besar dengan rela berkorban merobek ijazahnya–yang notabene merupakan hasil kerja kerasnya selama belajar– demi menjunjung tinggi kemanusiaan. Salut atas aksinya.
Ini adalah sesuatu yang bisa dinilai sebagai tindakan heroik. Tapi di sisi lain ini juga bisa di lihat sebagai tindakan reaksioner. Tindakan ini boleh dilakukan jika ijazah bisa dicetak ulang. Di negara seperti Indonesia hal semacam ini perlu diwanti-wanti, jangan sampai menjadi trend reaksioner yang akan mereka sesali dikemudian hari. Jadi di Indonesia, merobek ijazah bagi saya tidaklah perlu dilakukan.
Bahwa merasuk di sajubati mereka yg merobek ijazah itu bahwa 50 ribu korban pembantaian, genosida entitas palsu Zionis terhadap rakyat sipil Palestina khususnya Gaza adalah hal yang harus diperhatikan dan menjadi perhatian kita semua, ini bukan hanya perang pendudukan ini adalah tanggung jawab kolektif semua entitas dunia menjadi perhatian utama kita semua.
Melawan dengan semua komponen yg ada pada kita adalah pengejawantahan pada moralitas
agama dan kemanusiaan yang urgent saat ini.
Panggilan itu menusuk dalam sanubati bagi orang orang yang merdeka.
Saya jadi teringat dg Aroon bushnel. lebih memilih membakar dirinya daripada membakar manusia (Palestina)
Jadi semuanya apapun itu ga bisa dibandingkan dg KEMANUSIAAN.
Kampus-Kampus di Amerika Serikat yang berhubungan dengan Genosida, khususnya yang terkait Israel dan Palestina, telah menimbulkan protes dari Mahasiswa dan komunitas Akademik Beberapa alasan yanng menjelaskan.
Mengapa kampus-kampus tersebut berhubungan dengan Genosida;
1.Kerja sama Akademik, beberapa kampus di Amerika serikat memiliki kerjasama Akademik dengan Universitas-Universitas Israel yang beberapa di antaranya terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi yang digunakan dalam konflik Israel-Palestina.
2. Dana Penelitian, beberapa kampus di Amerika serikat menerima Dana Penelitian dari organisasi-organisasi yang terkait dengan Istael seperti American Israel Public Afairs Committe (AIPA).
3. Investasi, beberapa kampus di Amerika Serikat memiliki Invstasi dalam Perusahaan-Perusahaan yang terkait dengan Israel, seperti perusahaan Teknologi dan Pertahanan.
Protes yang dilakukan Mahasiswa dan komunitas Akademik, antara lain: Tindakan Menyobek Ijazah, merupaka tindakan:
1. Protes Simbolik, menyobek ijazah dapat dianggap protes simbolis terhadap kebijakan kampus yang dianggap tidak etis, tidak manusiawi mendukung Genosida.
2. Pengutukan, menyobek Ijazah juga dianggap sebagai pengutukan, terhadap kampus yang dianggap tidak memiliki etika, moral, tidak memiliki rasa kemanusiaan. Berambisi mengejar dana Investasi.