Surat Tantangan Penahanan Para Alumni Universitas Georgetown

Ilustrasi: Mantan Presiden Joko Widodo saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa dan akademisi di Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat (13/11/2023). (Dok. Sekretariat Presiden)

Lebih dari 370 alumni Universitas Georgetown bergabung dengan 65 mahasiswa untuk menandatangani surat penentangan penahanan Badar Khan Suri. Ia adalah seorang peneliti pasca doktoral di Alwaleed Bin Talal Center for Muslim-Christian Understanding (ACMCU). Surat ini dikeluarkan tiga hari setelah penandatanganan. Ditulis juga bahwa Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menggunakan identitas, kepercayaan, dan anti semitisme Yahudi sebagai senjata untuk membenarkan penangkapan dan mendeportasi orang-orang. 

“Meskipun kita mungkin memiliki pendapat dan perspektif yang berbeda-beda tentang Israel-Palestina, kita semua setuju bahwa gelombang upaya deportasi kampus yang bermotif politik merupakan langkah otoriter yang merugikan seluruh komunitas kampus. Kami mendorong orang Yahudi dan semua orang di Georgetown dan sekitarnya, untuk mengambil tindakan yang sama,” tulis surat tersebut. 

Surat penentangan penahanan itu dibuat menyusul penahanan Khan Suri oleh pemerintahan Trump pada 17 Maret lalu. Surat tersebut mengatakan bahwa ada penganiayaan terhadap Khan yang merupakan pelanggaran mendasar terhadap kebebasan akademis dan proses hukum. Surat ini menulis bahwa otoritas imigrasi menangkap Khan di rumahnya tanpa bukti. “Kami melihat penahanannya dengan jelas sebagaimana adanya sebuah upaya untuk menanamkan rasa takut, membungkam pemikiran kritis, dan mengikis solidaritas di antara para mahasiswa dan akademisi dari berbagai latar belakang dan identitas. Kami menolak upaya ini dan menuntut pembebasannya segera,” tulis surat tersebut. 

- Advertisement -

Surat itu juga menyerukan agar Universitas Georgetown untuk mengambil sikap tegas dan terbuka dalam mendukung kebebasan akademis dan mengundang anggota komunitas universitas untuk membahas tanggapan kolektif. Surat itu juga menyerukan lembaga akademis, alumni, mahasiswa, dan fakultas di seluruh negeri untuk bersatu dalam menolak serangan ini. Surat ini juga mencatat penangkapan tanpa bukti dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. 

Surat itu membandingkan penahanan Khan dengan penahanan akademisi lain di seluruh AS. Termasuk penangkapan Mahmoud Khalil, Ranjani Srinivasan, Leqaa Kordia, dan Rasha Alawieh. “Kami tidak mengetahui dia terlibat dalam aktivitas ilegal apapun dan kami belum menerima alasan penahanannya,” kata Joel Hellman, dekan sekolah layanan luar negeri Georgetown, seperti dikutip dari The Guardian. 

Bersambung ke halaman selanjutnya –>

- Advertisement -

9 COMMENTS

  1. Siapa sebenarnya Israel dan kenapa di biarkan membantai seolah-olah dunia di ketiaknya. Dunia ini milik siapa??? Setiap manusia punya hak hidup

  2. Tanda tanda kejatuhan Rezim pengusung Impelialis dan kolonialis telah terlihat semakin nyata dan gamblang.

    semua lini dan sektor bergeliat berlomba seakan menemukan momentum untuk menelanjangi siapa sesungguhnya musuh peradaban, termasuk juga suara nyaring dari ramah kampus (kademisi) hingga mengusik pengusung Impelialis dan kolonialis.
    seperti yang terjadi di Universitas Georgetown.

    Analogi menggambarkan hal diatas seperti amerika adalah satu tubuh yang sedang sakit, sakitnya itu karena terjangkit virus “Impelialis dan kolonialis”, dan untuk mengobatinya diperlukan persatuan yang nama obat “bius”.

    Semoga para akademisi disana dapat menemukan formula obat bius, hingga dapat memotong tubuh yang terjangkit virus “Impelialis dan kolonialis” tanpa terasa dan meimbulkan rasa sakit karena telah dibius.
    Selanjutnya apa yang digagas oleh para akademisi di sana dapat menulari dan menginspirasi akademisi-akademisi di Indonesia untuk berbuat yang sama.

    semoga,

    Panjang Umur Palestina

  3. Ketegangan yang terjadi, merupakan sebuah skenario yang sangat halus. Dengan Memojokkan seseorang atas sesuatu hal yang seharusnya tidak mendapatkan perlakuan semeronoh, sebab Amerika sendiri menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi. Dari kejadian di atas, terlihat jelas, Amerika tidak lagi menahan negara demokrasi yang seperti di jarak oleh George Washington, dan dengan keterlibatan pemerintah Trump atas lembaga kehakiman nanti, menandakan kerontokan asal Keadilan dari negara’ yang menganggap dirinya sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM.

    Amerika’ sedang dalam kehancuran. Dan ini akan berlanjut dengan adanya’ kekacauan di segala tempat yang ada di Amerika.

  4. Kolonialisme selalu berlindung diri dari kejahatan mereka sendiri. Mereka melakukan itu dengan tuduhan-tuduhan yang irasional.

  5. Pemerintahan Trump telah menghadapi kritik, karena upayanya membatasi kebebasan berpendapat dan Aktvisme Pro-Palestina di Universitas2x Amerika Serikat . Salah satu contoh adalah penangkapan Aktivis Palestina termasuk Akademisi dan Mahasiswa dengan dalih Anti-Semitisme.
    Pemerintahan Trump telah menggunakan berbagai cara, Untuk membungkam suara suara Pro-Palestina ,termasuk penangkapan Aktivis Palestina yang melakukan Demontrasi,dan mengkritik kebijakan Israel.
    dan,Pemerintahan Trump telah memberlakukan Undang Undang ,dan perintah Ekssekutif yang membatasi kebebasan berpendapat dan aktivisme Pro-Palestina.
    Banyak pihak yang telah mengkritik ,Pemerintshan Trump yang membungkam kebebasan berpendapat dan,
    Aktivisme Pro-Palestina. Mereka berpendapat bahwa tindakan ini merupakan upaya untuk membatasi hak Asasi Manusia dan kebebasan berpendapat.

  6. Jika genosida pembunuhan di lakukan oleh penjajah Zionis di Gaza Palestina..
    Maka Amerika melakukan semi genosida atas siapa saja yang mendukung kemanusiaan di Gaza Palestina..
    .
    .
    Kemanusiaan hanya milik mereka yang merasa lebih baik dari manusia yang lain..(status dunia yang di pertanyakan )

  7. Pembungkaman terhadap kebenaran. Terimakasih kepada Khan dan para pejuang narasi di Georgetown dan daerah lainnya di AS yang teguh membela Palestina meski harus berhadapan dengan kezaliman pemerintah AS.

    Lagu lama dengan dalih anti semitic padahal pemerintah AS lah yang anti semit, karna semit berarti keturunan timur Tengah, jelas-jelas rakyat Palestina adalah orang timur Tengah. Justru imigran ilegal israel lah yang merupakan penduduk dwi kewarganegaraan dari negara-negara di Eropa dll.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here