More

    Surat Tantangan Penahanan Para Alumni Universitas Georgetown

    Badar Khan Suri. (Design by Connor Martin via georgetownvoice.com)

    Pria asal India itu ditahan dan dipenjara di Imigrasi di Alvarado Texas, sebelum sidang pada 6 Mei nanti. Pejabat Imigrasi juga mencabut visa pelajar J1 milik Khan. Lalu menuduh ayah mertuanya adalah seorang penasihat pejabat Hamas. Istri Khan sendiri merupakan keturunan Palestina yang merupakan warga negara AS. Khan juga terancam dideportasi karena unggahan-unggahan dukungan kepada Palestina di media sosial.  

    Khan sendiri tinggal di AS dengan visa pelajar yang menikahi istrinya berprofesi sebagai penulis Al Jazeera dan media-media Palestina. “Jika seorang sarjana ulung yang fokus pada resolusi konflik adalah seseorang yang diputuskan pemerintah jahat untuk kebijakan luar negeri, maka mungkin masalahnya ada pada pemerintah, bukan sarjana,” kata pengacara Khan. 

    Khan juga mengajar di Universitas Georgetown tentang Majoritarianism and Minority Rights in South Asia. Ia memiliki gelar Ph.d dalam studi perdamaian dan konflik dari sebuah universitas di India. Sebelumnya, pemerintahan Trump telah menangkap dan berusaha mendeportasi Khalil karena berpartisipasi demo pro Palestina. 

    - Advertisement -

    Trump menuduh para pengunjuk rasa pro-Palestina sebagai anti-semitic. Aktivis pro-Palestina, termasuk kelompok Yahudi, mengatakan kritik mereka terhadap kekerasan Israel di Gaza dan dukungan terhadap hak-hak Palestina secara keliru digabungkan dengan anti-semitic. Sementara itu, Universitas Georgetown sendiri sedang dalam pembangunan di Jakarta, Indonesia, sejak Januari lalu. 

    - Advertisement -

    9 COMMENTS

    1. Siapa sebenarnya Israel dan kenapa di biarkan membantai seolah-olah dunia di ketiaknya. Dunia ini milik siapa??? Setiap manusia punya hak hidup

    2. Tanda tanda kejatuhan Rezim pengusung Impelialis dan kolonialis telah terlihat semakin nyata dan gamblang.

      semua lini dan sektor bergeliat berlomba seakan menemukan momentum untuk menelanjangi siapa sesungguhnya musuh peradaban, termasuk juga suara nyaring dari ramah kampus (kademisi) hingga mengusik pengusung Impelialis dan kolonialis.
      seperti yang terjadi di Universitas Georgetown.

      Analogi menggambarkan hal diatas seperti amerika adalah satu tubuh yang sedang sakit, sakitnya itu karena terjangkit virus “Impelialis dan kolonialis”, dan untuk mengobatinya diperlukan persatuan yang nama obat “bius”.

      Semoga para akademisi disana dapat menemukan formula obat bius, hingga dapat memotong tubuh yang terjangkit virus “Impelialis dan kolonialis” tanpa terasa dan meimbulkan rasa sakit karena telah dibius.
      Selanjutnya apa yang digagas oleh para akademisi di sana dapat menulari dan menginspirasi akademisi-akademisi di Indonesia untuk berbuat yang sama.

      semoga,

      Panjang Umur Palestina

    3. Ketegangan yang terjadi, merupakan sebuah skenario yang sangat halus. Dengan Memojokkan seseorang atas sesuatu hal yang seharusnya tidak mendapatkan perlakuan semeronoh, sebab Amerika sendiri menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi. Dari kejadian di atas, terlihat jelas, Amerika tidak lagi menahan negara demokrasi yang seperti di jarak oleh George Washington, dan dengan keterlibatan pemerintah Trump atas lembaga kehakiman nanti, menandakan kerontokan asal Keadilan dari negara’ yang menganggap dirinya sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM.

      Amerika’ sedang dalam kehancuran. Dan ini akan berlanjut dengan adanya’ kekacauan di segala tempat yang ada di Amerika.

    4. Kolonialisme selalu berlindung diri dari kejahatan mereka sendiri. Mereka melakukan itu dengan tuduhan-tuduhan yang irasional.

    5. Pemerintahan Trump telah menghadapi kritik, karena upayanya membatasi kebebasan berpendapat dan Aktvisme Pro-Palestina di Universitas2x Amerika Serikat . Salah satu contoh adalah penangkapan Aktivis Palestina termasuk Akademisi dan Mahasiswa dengan dalih Anti-Semitisme.
      Pemerintahan Trump telah menggunakan berbagai cara, Untuk membungkam suara suara Pro-Palestina ,termasuk penangkapan Aktivis Palestina yang melakukan Demontrasi,dan mengkritik kebijakan Israel.
      dan,Pemerintahan Trump telah memberlakukan Undang Undang ,dan perintah Ekssekutif yang membatasi kebebasan berpendapat dan aktivisme Pro-Palestina.
      Banyak pihak yang telah mengkritik ,Pemerintshan Trump yang membungkam kebebasan berpendapat dan,
      Aktivisme Pro-Palestina. Mereka berpendapat bahwa tindakan ini merupakan upaya untuk membatasi hak Asasi Manusia dan kebebasan berpendapat.

    6. Jika genosida pembunuhan di lakukan oleh penjajah Zionis di Gaza Palestina..
      Maka Amerika melakukan semi genosida atas siapa saja yang mendukung kemanusiaan di Gaza Palestina..
      .
      .
      Kemanusiaan hanya milik mereka yang merasa lebih baik dari manusia yang lain..(status dunia yang di pertanyakan )

    7. Pembungkaman terhadap kebenaran. Terimakasih kepada Khan dan para pejuang narasi di Georgetown dan daerah lainnya di AS yang teguh membela Palestina meski harus berhadapan dengan kezaliman pemerintah AS.

      Lagu lama dengan dalih anti semitic padahal pemerintah AS lah yang anti semit, karna semit berarti keturunan timur Tengah, jelas-jelas rakyat Palestina adalah orang timur Tengah. Justru imigran ilegal israel lah yang merupakan penduduk dwi kewarganegaraan dari negara-negara di Eropa dll.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here