Visa-visa Pro Palestina yang Dideportasi Amerika Serikat

Seorang mahasiswa pascasarjana Cornell University bernama Momodou Taal, memilih untuk meninggalkan Amerika Serikat (AS) daripada dideportasi. Visa warga negara gabungan Inggris dan Gambia itu dicabut karena melakukan aksi protes terhadap perang Israel – Palestina yang berkecamuk sejak tahun lalu.

Sebelumnya, Taal menggugat untuk memblokir deportasinya. Namun ia memilih untuk meninggalkan AS setelah seorang hakim menolak permintaannya untuk menunda deportasinya. Taal merupakan mahasiswa internasional kedua yang memilih untuk meninggalkan AS setelah menjadi sasaran deportasi oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri setempat. 

Taal juga sempat diskors dua kali oleh Cornel University karena aksi protesnya. “Saya kehilangan keyakinan bahwa saya bisa berjalan di jalanan tanpa diculik. Setelah mempertimbangkan pilihan-pilihan ini, saya mengambil keputusan untuk pergi dengan cara saya sendiri,” tulis Taal pada akun X. 

- Advertisement -

Sebelumnya, seorang mahasiswi Universitas California Los Angeles (UCLA) bernama Liu Lin Jun diamankan aparat saat mengikuti aksi pro-Palestina. Visa pelajar mahasiswi asal China ini pun dicabut secara permanen karena diduga menjadi salah satu penggerak utama aksi unjuk rasa. Namun belum ada pernyataan resmi yang memastikan Liu benar-benar dideportasi. 

Persekusi terhadap pihak-pihak yang menyuarakan sentimen pro-Palestina yang dilancarkan pemerintahan Donald Trump kian menjadi-jadi sejak Maret lalu. Sejak saat itu, otoritas imigrasi AS menangkap seorang mahasiswa pascasarjana Palestina yang diduga memainkan peran penting dalam protes anti-Israel di Universitas Columbia pada musim semi lalu. 

Mahasiswa itu bernama Mahmoud Khalil yang sedang berada di dalam kediaman milik universitasnya di sekitaran kampus. Penangkapan itu atas perintah Departemen Luar Negeri AS yang juga mencabut visa pelajar Khalil. Pihak berwenang pun menolak memberi tahu istri Khalil yang sedang hamil delapan bulan. 

Alhasil terjadi pertanyaan apakah ia dituduh melakukan kejahatan atau tidak. “Kami belum mendapatkan rincian lebih lanjut tentang alasan dia ditahan. Ini jelas merupakan eskalasi pemerintah yang sedang menindaklanjuti ancamannya,” ucap Amy Greer, pengacara Khalil, seperti dikutip dari AP.

Seharusnya, aparat penegak hukum harus menunjukan surat perintah sebelum memasuki properti universitas. Namun masih belum diketahui apakah pihak universitas sudah menerima surat tersebut atau tidak saat penangkapan Khalil. Ia diduga sebagai negosiator bagi mahasiswa saat melakukan tawar menawar dengan pejabat universitas saat ada penghentian tenda perkemahan yang didirikan di kampus. 

Padahal Khalil berada di AS sebagai penduduk tetap dengan green card yang akan dicabut juga. Kelompok hak asasi manusia di AS pun mengecam penangkapan Khalil. “Ucapan politik tidak boleh dijadikan dasar hukuman atau berujung pada deportasi,” tulis American Civil Liberties Union (ACLU) pada akun X. 

Deportasi Sejak Donald Trump Dilantik

Bersambung ke halaman selanjutnya –>

- Advertisement -

3 COMMENTS

  1. Makin ditekan makin banyak pro Palestine. Mereka yg masih mempunyai rasa empati dan Kemanusiaan.pasti kan bersuara utk KEMERDEKAAN PALESTINA.Pengorbanan Rakyat Palestina yg Luar Biasa tdk Sebanding dg yg lainnya..Free Free Palestne✌✌✌

  2. kekuatan palestina sedang mengocok dadu dunia, pemilahan antara yang hak dan yang batil semakin gamlang dan jelas.
    semua sendi berkontraksi menuju proses keseimbangan baru menuru tatadunia unipolar baru.
    imperialis kapitalis pada titik nadir, seakan ingin mengajak semua untuk runtuh.
    geliat itu merambah kaum terpelajar, yang sadar akan fungsi diri sejatinya.
    apalah artinya gelar dan sebagainya bila tidak dapat memartabatkan manusia.

    pada akhirnya semua akan beriring satu gerbong, yaitu gerbong Perlawanan melawan musuh bersama yaiut kapitalsi Imperialis dan sejatinya semua ini bukan karena kita, tetapi karena Paestina kita begini.

    Panjang Umur Palestina

  3. Kalau saya jadi mahasiswa yg visanya dicabut, saya tidak akan menyesal karena saya tahu yg saya bela adalah kebenaran lagi pula universitas yg bagus bukan hanya di Amerika, di negara negara lain pun ada. Dan kalau saya jadi kepala negara maka saya akan langsung memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika, karena kami tidak membutuhkan visa Amerika, jangan buat Amerika jadi tambah besar kepala dengan mengiba-iba untuk mendapatkan visa, BOIKOT AMERIKA,FREE PALESTINE!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here