More

    Swarthmore dan Persekusi Gerakan Pro-Palestina

    “Dengan meningkatnya kekhawatiran tentang keselamatan dan keamanan di kampus, kehadiran individu yang tidak berafiliasi dengan kampus yang terus bertambah, peringatan dari lembaga penegak hukum luar, dan tidak ada tanda-tanda bahwa para pengunjuk rasa bersedia terlibat dalam percakapan yang akan mengakhiri perkemahan, saya merasa kami tidak punya pilihan selain mencari bantuan dari luar penegak hukum setempat,” tulis pengumuman kampus. 

    Para pengunjuk rasa itu pun bubar, namun ada yang tetap bertahan sehingga ditangkap. Sembilan orang yang ditangkap ini menghadapi tuduhan pelanggaran ringan. Dua orang yang merupakan mahasiswa aktif Swarthmore akan dijatuhi skrosing sementera dan tidak diizinkan berada di kampus sampai proses hukuman selesai. Kampus ini bersikukuh bahwa keputusan ini merupakan prinsip Swarthmore meskipun harus dijalani secara menyakitkan. 

    “Kita dapat memilih untuk terlibat dalam perbedaan kita dengan keterbukaan dan rasa ingin tahu, untuk menantang asumsi satu sama lain dengan keyakinan dan rasa hormat, dan untuk memimpin dengan perhatian dan kasih sayang. Bahkan di saat-saat yang paling sulit. Dengan melakukan itu, kita dapat membangun apa yang mengikat kita bersama dan menumbuhkan masa depan yang lebih tangguh dan inklusif,” sambung pernyataan Swarthmore tersebut.  

    - Advertisement -

    Kampus-kampus memang menjadi titik api bagi para aktivis pro-Palestina. Sudah diadakan banyak perkemahan solidaritas sejak 2024. Namun dalam beberapa hari terakhir, sudah 15 mahasisa ditangkap dalam demonstrasi kampus-kampus dari California hingga new Jersey. Ini meningkatkan ketegangan antara aktivis mahasiswa, administrator universitas, dan otoritas federal yang berada di bawah tekanan pemerintahan Donald Trump. 

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here