Pelaku Seni, Ucin, setelah mengajak massa aksi membacakan surat al-Fatihah untuk para Syuhada’ di Palestina, juga berorasi sekaligus berpuisi ‘Tuhan telah mati berkali-kali’—dengan iringan musik ukulele oleh Ega dan Taufiq dari Suwang Project.
“Netanyahu bohong besar. Tidak ada tanah yang dijanjikan”, jelas Ucin saat ia berorasi.
Beberapa aktivis lingkungan dari Pondok Belantara, Musisi dan para Seniman lokal turut hadir di sana. Memberikan penampilan akustik sebagai bentuk dukungan kepada bangsa Palestina.
“Laut yang suci menyambutmu kembali. From the river to the sea.”, ungkap Ibnu Shem dalam lirik lagu ciptaannya sendiri, saat ia bernyanyi dengan gitar.
Seniman Pekanbaru, Indra, memeriahkan suasana—mengajak massa aksi menyanyikan lagu Gaza Tonight dengan iringan gitarnya.
Undang-Undang Dasar 1945 juga dibacakan oleh Awang. Sebagai bentuk peringatan tentang sikap tegas dalam keberpihakan kepada bangsa Palestina.
“Anak-anak berlari di antara puing. Mengulas senyum meski dunia hening”, sebait puisi dibacakan oleh David, seorang anggota FPN Pekanbaru.
Antusiasme massa tak kendur hingga bahkan di penghujung aksi. Seorang Guru Madrasah, Livi, membacakan narasi yang membangkitkan semangat.
“Jika hanya satu orang yang ingin membebaskan Palestina, (katakan) Akulah orangnya!”, tegas Livi.
Aksi lalu ditutup dengan pembacaan doa. Mereka mendoakan para pejuang di Palestina yang gugur, rakyat yang menderita kelaparan dan berharap Palestina bisa segera memperoleh kembali haknya untuk merdeka.






