
MAJENE, KabarKampus – Sekitar 200 mahasiswa perwakilan 55 organisasi bertemu dalam kegiatan Pelatihan Gerakan Sosial Mahasiswa yang diselenggarakan di Aula Lantai 5 TPD STAIN Majene (31/5/2025).
Acara keren ini diselenggarakan oleh Free Palestine Network (FPN) Pokja Majene dan Pokja Polman bekerja sama dengan Dewan Mahasiswa STAIN Majene, Kabar Kampus dan Geostrategy Study Club (GSC). Ikut mendukung Lima Sidik sebagai media partner, serta UKM Seni Bunga Kodza STAIN Majene yang mempersembahkan musikalisasi puisi yang menggugah penuh makna.
Dimulai sejak pukul 08.00 hingga 16.30, pelatihan ini menghadirkan suasana belajar yang penuh semangat, intens, dialogis dan reflektif. Mahasiswa dari berbagai latar belakang ambil bagian dalam workhsop ini. Seperti berbagai organisasi mahasiswa intra kampus dari STAIN Majene, Unsulbar, STIKES BBM, STIKES Marendeng, Unasman, STAI DDI, ITBM Polman bahkan ada beberapa mahasiswa Univ. Tomakaka Mamuju.
Tidak hanya organisasi intra kampus, berbagai organisasi ekstra kampus juga mengirim anggotanya mengikuti pelatihan ini. Di antaranya IMM, PMII, HMI, GPK, Manifesto Institute, Hipma Alu, KAMMI, dan lain-lain. Organisasi-organisasi ini mengutus perwakilannya dengan harapan ke depannya mampu membangun gerakan sosial yang kritis, strategis, dan humanis.
Pada pembukaan, Ketua Panitia Andi Arifah dalam laporannya mengatakan “Tujuan dari kegiatan ini mengharapkan terbangunnya jaringan aktivis muda di kalangan mahasiswa yang sadar, kritis dan solutif, dalam merespon isu-isu ketidakadilan baik lokal, nasional maupun global seperti isu kemanusiaan di Palestina saat ini.”

Momen emosional terjadi saat Wakil Ketua III (Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama) STAIN Majene, Abd. Rahman, M.Pd., Ph.D., memberikan sambutan sekaligus membuka acara. Saat menyampaikan penderitaan rakyat Palestina, beliau terdiam beberapa saat karena menahan haru, sebelum melanjutkan dengan suara bergetar.
“Kegiatan ini merupakan peluang emas untuk mengembangkan kapasitas mahasiswa sebagai agent of change.” ujarnya.
Sambutan tersebut disambut hangat oleh peserta. Memperkuat atmosfer moral dan spiritual pelatihan ini. Tidak sekedar melatih metodologi tapi juga juga sebagai proses menanamkan nilai.