More

    Webinar Pendidikan Pancasila: “Seperti Menemukan Anak yang Hilang”

    Furqan AMC (kiri atas) saat menjelaskan makna dari lambang sila kedua Pancasila.

    Pancasila itu seperti anak kita yang hilang selama 70-an tahun. Kita tahu namanya, tapi tak lagi memahami maknanya.

    Furqan AMC

    SULAWESI BARAT, Kabar Kampus — “Pancasila itu seperti anak kita yang hilang selama 70-an tahun. Kita tahu namanya, tapi tak lagi memahami maknanya,” ungkap Furqan AMC, salah satu Narasumber dalam Webinar Pendidikan Pancasila yang digelar oleh Dewan Pendidikan Provinsi Sulawesi Barat bersama Free Palestine Network (FPN) Pokja Majene, KabarKampus.com, dan STAIN Majene, Selasa (24/6). Webinar bertema “Pendidikan Pancasila di Era Global: Menanamkan Karakter, Menjawab Tantangan Zaman” ini menjadi ruang refleksi bersama.

    Kegiatan ini dihadiri lebih 200 peserta dari kalangan guru, mahasiswa, praktisi pendidikan, dan tokoh masyarakat dari berbagai wilayah. Seluruh rangkaian acara berlangsung daring melalui Zoom Meeting, namun diskusinya terasa hangat, menyentuh, dan membumi.

    Webinar ini dibuka dengan sambutan Dr. KH. Sahabuddin, M. Hi. selaku Wakil Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Sulawesi Barat. Mewakili Ketua Dewan Pendidikan Prov. Sul-Bar, dia menyampaikan urgensi penguatan Pendidikan Pancasila yang harus didukung oleh berbagai pihak baik para guru, pemerintah dan Masyarakat secara umum. 

    - Advertisement -

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat, Dr. Mithhar, S.Pd,. M. Pd dalam keynote speech-nya menyampaikan pentingnya kegiatan seperti ini diadakan sebanyak-banyaknya untuk menyiarkan Pancasila terutama dalam Pendidikan. Dalam pendekatan budaya Mandar seperti Sandeq, menurutnya banyak makna luhur yang perlu digali sebagai warisan budaya. Hal ini penting untuk membentuk karakter bangsa.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat, Dr. Mithhar, S.Pd,. M. Pd.

    Furqan AMC selaku Penggiat Pancasila memaparkan judul “Sejarah dan Konsep Pancasila serta Relevansinya terhadap Isu Nasional dan Global”. CEO KabarKampus.com ini, menguraikan informasi-informasi yang jarang ditemui dalam penjelasan Pendidikan Pancasila. Di antara informasi langka tersebut adalah: “Pancasila itu bukan dibaca secara hierarkis, tapi melingkar, sehingga setiap sila sama pentingnya. Arah lingkaran tersebut berlawanan dengan arah jarum jam sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme.”

    Hal menarik lainnya ketika dia mengungkapkan makna rantai pada sila kedua yang merupakan rekomendasi Sultan Hamid II. Dia mengatakan bahwa “Kemanusiaan yang adil dan beradab” pada simbol rantai menjunjung kesetaraan dan keadilan gender.” Hampir seluruh penjelasannya menyibak lapisan-lapisan pemahaman tentang Pancasila yang selama ini tersembunyi di balik hafalan formalitas dan hiasan-hiasan retoris semata.

    Setelah menjelaskan sila kedua hingga sila kelima yang tersusun melingkar ke kiri, kemudian Furqan menegaskan bahwa “Sila pertama berada di tengah. Artinya, nilai Ketuhanan menjadi nafas dari semua aspek kehidupan berbangsa. Bentuk Bintang tersebut sebenarnya adalah nur (cahaya) sebagaimana maksud dari Muhammad Natsir yang mengusulkan lambang sila pertama tersebut.”

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here