Desakan Perdamaian dari Dalam Israel
Situasi krisis ini juga memicu tekanan dari dalam negeri Israel sendiri. Puluhan ribu warga turun ke jalan di Tel Aviv, menuntut pemerintah Israel dan Presiden AS Donald Trump untuk segera menyepakati perjanjian damai dan memulangkan sekitar 50 sandera yang masih ditahan di Gaza.
Perang ini telah menewaskan lebih dari 58.765 warga Palestina dan melukai lebih dari 140.485 lainnya. Sebelumnya, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 juga menyebabkan sekitar 1.139 warga Israel tewas, dengan lebih dari 200 orang dilaporkan disandera.
Di tengah ketegangan regional yang meningkat, kabar gencatan senjata juga datang dari Suriah dan Israel. Kedua negara menyepakati penghentian konflik yang memanas sejak awal Juli, menyusul bentrokan antara komunitas Badui Arab dan kelompok bersenjata Druze di Suwayda, Suriah bagian selatan.
Gencatan senjata ini diumumkan secara resmi oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ankara. Dalam pernyataan yang diunggah melalui platform X, Duta Besar Tom Barrack menyebut bahwa kesepakatan ini didukung oleh Türkiye, Yordania, dan negara tetangga lainnya.
“Kami menyerukan kepada komunitas Druze, Badui, dan Sunni untuk meletakkan senjata dan bersama membangun identitas Suriah yang bersatu. Hentikan kekerasan, dan mulailah proses perdamaian,” kata Barrack.
Langkah ini juga didorong oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang menyebut telah ada kesepakatan awal untuk mengakhiri kekerasan dan memulai rekonsiliasi nasional. Sebagai bagian dari kesepakatan, pasukan pemerintah Suriah mulai ditarik dari wilayah konflik di Suwayda.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>






