Data dari WHO mencatat lebih dari 1.400 tenaga kesehatan Palestina telah gugur sejak Oktober 2023. Dari 36 rumah sakit di Gaza, hanya 17 yang masih beroperasi—dan itu pun sebagian besar hanya mampu memberikan layanan darurat dasar.
Wilayah utara Gaza, tempat Dr. Al-Sultan bekerja, termasuk yang paling parah terdampak. Rumah Sakit Indonesia terpaksa ditutup pada awal Juni akibat operasi militer besar-besaran di sekitarnya. Selain kekurangan tenaga medis spesialis, rumah sakit di Gaza juga menghadapi krisis pasokan alat dan obat-obatan.
Setiap hari, rumah sakit menerima korban luka akibat serangan udara dan darat, sementara staf medis semakin sedikit dan semakin letih. Di tengah kehancuran dan kesedihan, secercah harapan masih menyala. Putra Dr. Marwan, Ahmed, saat ini sedang menempuh pendidikan kedokteran. “Insya Allah, dia akan mengikuti jejak ayahnya,” ujar Abu Selmia.






