Menarik dari sejarah Jakarta dan narasi Kota Global, Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Chiko Hakim menggarisbawahi bahwa Jakarta dalam sejarahnya adalah kota Global. “Jakarta telah menjadi kota global sejak lahirnya, tempat kumpul banyak bangsa, budaya dari seluruh penjuru dunia. Jakarta tidak memiliki raja, jadi egaliter, pergaulannya egaliter dan setara.”
“Jakarta Kota Global adalah sebagai usaha menaikkan rankingnya dalam rangking kota Global. Untuk ini sudah saatnya inovasi kebijakan harus merespon aspirasi publik secara langsung dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Ini merupakan kebutuhan Jakarta sebagai smart city yang mengglobal yang tidak bisa ditunda.” tambah Chiko Hakim.
Sedangkan Rio Dwi Sambodo, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta lebih menyoroti sejarah untuk menata masa depan Jakarta. Ia menjelaskan visi dan pemikiran bapak bangsa jika diterjemahkan dapat menjadi kompas bagi jalan baru.
“Jakarta dalam impian Bung Karno memiliki tiga aspek pertama kota pencetusan proklamasi, kedua kota sebagai simbol perlawanan, dan sebagai representasi nation character building. Jakarta sebagai inspirasi modernisasi kota-kota di Indonesia dengan karakter sosialistik dengan penataan pengembangan berkarakter nusantara. Ini seperti peta lawas jalan baru.”
Dalam konteks kota global Anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan ini menjelaskan, “Jakarta perlu menjadi kota global yang tetap manusiawi, kontekstual, dan berakar. Jakarta dalam hal ini bukah hanya berdaya saing, karena ini menimbulkan pertanyaan bersaing dengan apa dan untuk siapa. Jakarta kota global dan berbudaya ini juga harus berkeadilan.”
Sementara Prof. Sylviana Murni, mantan walikota Jakarta Pusat cendekia Betawi ini menekankan perlunya keseimbangan pembangunan fisik dan pembangunan manusia. “Kota ini tidak hanya diukur dari pencakar langitnya, tetapi dari relasi antar manusia di dalamnya, untuk itu penting pemberdayaan sumber daya manusia yang terarah, terukur dan berkarakter, yang tentunya juga memiliki kompetensi, keahlian maupun kemampuan agar bisa mempersiapkan diri menyambut Indonesia Emas 2045 mendatang, serta menyongsong 5 abad kota Jakarta.” tutur Sylviana.
Lebih lanjut figur publik Jakarta dan Anggota DPD RI periode 2019-2024 ini merefleksikan tentang pentingnya nilai-nilai budaya lokal dan pendekatan keluarga dan komunitas. “Saya mendorong konsep Fokkunding atau Forum keluarga dan komunitas sebagai pendekatan strategi berbasis budaya. Agar Jakarta Kota Global dan smarty city di Jakarta harus tetap mengakar pada kebudayaan.”
Bersambung ke halaman selanjutnya –>






