More

    Untirta Kuatkan Literasi dari Desa hingga Sekolah

    Untirta Kuatkan Literasi dari Desa hingga Sekolah. (Foto: Untirta.ac.id)

    Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) kembali menunjukkan peran aktifnya dalam membangun budaya literasi di tengah masyarakat. Melalui program Pustakawan Masuk Desa yang dikolaborasikan dengan kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik Literasi, Untirta menyasar 14 titik di enam kabupaten/kota di Provinsi Banten selama periode 8 Juli hingga 8 Agustus 2025.

    Program ini bertujuan mendekatkan layanan perpustakaan ke masyarakat desa, mengaktifkan kembali taman bacaan masyarakat (TBM), serta menginisiasi pembentukan TBM baru di sekitar kampus. Dengan total peminjaman lebih dari 1.000 buku, tim pustakawan Untirta juga melaksanakan berbagai kegiatan edukatif seperti membaca nyaring, permainan berbasis buku, pengolahan bahan pustaka, serta proyek literasi kolaboratif yang banyak melibatkan anak-anak dan remaja.

    Kehadiran pustakawan dan mahasiswa KKM di TBM-TBM lokal disambut antusias oleh para pengelola, salah satunya Lulu dari TBM Dihya Khalifa di Pandeglang. Ia menyebut TBM sebagai “ujung tombak sekaligus ujung tombok” literasi, karena seringkali harus berjalan dengan dana pribadi. “TBM itu ujung tombak sekaligus ujung tombok literasi di masyarakat. Kami ini di garda terdepan, tanpa pamrih, sering kali harus siap nombok secara finansial demi jalannya kegiatan literasi,” ujar Kang Lulu seperti dikutip dari situs Untirta.

    - Advertisement -

    Pentingnya kaderisasi juga ditekankan agar semangat literasi tidak berhenti ketika KKM selesai. “Program ini luar biasa, tapi kami khawatir kelanjutannya. Kami harap mahasiswa dan pihak Untirta bisa membantu kami membangun kader literasi di komunitas,” tambah istri Lulu, Fitri.

    Semangat yang sama terlihat di MAN 5 Tangerang, tempat kelompok KKN Tematik Literasi Untirta ke-34 melaksanakan program unggulan bertajuk “Pengembangan Buku Digitalisasi” pada Kamis, (24/7). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas 12 sebagai bagian dari kontribusi dalam memperkuat literasi digital di sekolah.

    Dosen pembimbing lapangan, Alim Hardiansyah, ST., M.Kom, memberikan pelatihan menulis buku digital dengan pendekatan spiritual dan teknis. Ia menekankan bahwa menulis bukan hanya keterampilan, tapi juga ibadah dan bentuk kontribusi intelektual. Berbagai aplikasi penunjang seperti JotterPad, Canva, Google Docs hingga platform publikasi seperti Wattpad dan Storial.co turut dikenalkan.

    “Menulis itu bukan sekadar tugas, tetapi proses kreatif yang memperkaya jiwa. Bacalah sebanyak-banyaknya, karena membaca adalah bahan bakar utama menulis,” kata Alim dalam sesi motivasi.

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here