More

    500 Ribu Warga Israel Gelar Aksi Protes, Hamas Siap Gencatan Senjata

    500 ribu warga Israel memadati pusat Kota Tel Aviv pada Minggu malam (17/8). (Foto: Tangkapan layar telegram Free Palestine Network)

    500 ribu warga Israel memadati pusat Kota Tel Aviv pada Minggu malam (17/8). Dalam aksi demonstrasi besar-besaran yang menuntut pemerintah segera mengakhiri perang di Gaza sekaligus mengupayakan pembebasan para sandera.

    Menurut Forum Sandera dan Keluarga Hilang, lebih dari setengah juta orang berkumpul di Tel Aviv, sementara sekitar satu juta lainnya turun ke jalan di berbagai kota, termasuk Yerusalem, Haifa, Beersheba, hingga kota-kota kecil. Aksi ini disebut sebagai salah satu mobilisasi massa terbesar sejak konflik dimulai hampir dua tahun lalu.

    Sejak pagi, unjuk rasa juga dibarengi dengan mogok nasional. Sejumlah universitas, perusahaan teknologi, otoritas lokal, hingga berbagai organisasi ikut serta. Meski demikian, serikat buruh terbesar Israel, Histadrut, memilih tidak bergabung. 

    - Advertisement -

    Para aktivis memblokir jalan raya dan jalur utama untuk menekan pemerintah. Polisi dilaporkan menangkap puluhan orang akibat bentrokan di berbagai titik, termasuk enam orang yang ditahan usai memblokade Jalan Raya Ayalon di Tel Aviv.

    Suasana memuncak saat keluarga sandera menyampaikan orasi emosional. Mereka menuding kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu lebih memilih memperluas perang ketimbang memprioritaskan keselamatan para tawanan.

    “Seluruh negeri menyaksikan, semua pemimpin menyaksikan, tetapi kabinet memilih memperluas perang dan meninggalkan mereka. Rom saya tidak punya waktu, para sandera tidak punya waktu,” ujar Ofir Braslavaski, ayah dari sandera Rom Braslavski.

    Hal serupa ditegaskan Yehuda Cohen, ayah dari Nimrod Cohen. “Putra saya menderita agar pemerintah dapat membangun permukiman di Gaza. Saya menolak membiarkannya dikorbankan,” katanya.

    Sementara itu, Einav Zangauker, ibu dari sandera Matan Zangauker, menyerukan dukungan penuh untuk putranya. “Matan-ku, pahlawanku, aku bangga padamu. Tetaplah kuat. Matan minta suara, jadi beri dia suara!” ucapnya yang disambut tepuk tangan ribuan massa.

    Selain itu, sejumlah mantan sandera yang telah dibebaskan Maret lalu muncul melalui tayangan video, menyampaikan pesan khusus kepada Presiden AS Donald Trump agar mendorong penghentian perang. “Terima kasih, Presiden Trump, karena telah membawa kami pulang,” kata Naama Levy.

    Hamas Siap Gencatan Senjata

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    2 COMMENTS

    1. Biasanya kalau yang protes terhadap rezim xio lebih seringnya pro sayap kiri tapi ada juga massa yang netral (gak kena pengaruh politik kiri atau kanan). Ini menunjukkan bahwa massa dari kiri ataupun netral semakin solid dalam menggalang kekuatan membebaskan Palestina dari zionis dan kapitalisme.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here