More

    Bitcoin Pecahkan Rekor Harga US$124.000 di Tengah Optimisme Pemangkasan Suku Bunga

    Antony melihat langkah perusahaan seperti MicroStrategy dan beberapa raksasa keuangan lainnya sebagai sinyal yang mengubah lanskap. “Ketika korporasi mengalihkan sebagian kas mereka ke Bitcoin, itu bukan hanya mempengaruhi harga hari ini. Mereka mengirimkan pesan bahwa Bitcoin bisa berfungsi sebagai lindung nilai terhadap kebijakan moneter dan inflasi dalam jangka panjang,” tambahnya.

    Namun, ia mengingatkan bahwa euforia pasar tidak boleh mengaburkan risiko inheren di aset kripto. “Reli besar sering kali diikuti oleh koreksi tajam. Ini adalah hukum alam di pasar berisiko tinggi. Investor yang hanya mengejar kenaikan tanpa strategi keluar sama saja dengan masuk ke arena dengan mata tertutup,” tegasnya.

    Menurut Antony, tren harga Bitcoin sering kali menjadi cermin psikologi pasar secara keseluruhan. “Saat ini kita melihat optimisme tinggi karena The Fed diperkirakan akan melonggarkan kebijakan. Tetapi narasi pasar bisa berubah hanya karena satu data ekonomi yang tidak sesuai harapan. Itulah sebabnya investor perlu disiplin mengelola eksposur,” jelasnya.

    - Advertisement -

    Ia juga menyoroti bahwa volatilitas bukanlah masalah yang harus dihindari, melainkan faktor yang harus dikelola. “Banyak investor baru ingin volatilitas hilang, padahal justru di sanalah peluang berada. Yang diperlukan adalah kemampuan membaca pola dan menetapkan batas risiko yang jelas,” ujarnya.

    Antony menambahkan bahwa strategi investasi yang matang harus mempertimbangkan diversifikasi. “Meski Bitcoin sedang menjadi magnet perhatian, menaruh seluruh modal di satu aset adalah bentuk konsentrasi risiko yang sangat tinggi. Investor yang bijak akan memadukan aset berisiko dengan instrumen yang lebih stabil untuk menjaga keseimbangan portofolio,” katanya.

    Dalam pandangannya, periode menjelang keputusan suku bunga The Fed akan menjadi ujian bagi kedewasaan investor. “Mereka yang mampu memisahkan sinyal dari kebisingan pasar akan mampu mengambil keputusan yang tepat. Yang terjebak pada FOMO (fear of missing out) justru berisiko membeli di puncak,” ungkapnya.

    Sebagai penutup, Antony menegaskan komitmen INDODAX untuk menjadi mitra strategis bagi investornya. “Kami tidak hanya membuka pintu akses perdagangan, tapi juga berupaya membekali member dengan analisis dan edukasi yang relevan. Tujuannya sederhana: agar setiap keputusan yang diambil berbasis informasi, bukan emosi,” pungkasnya.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here