Pada 14 Agustus lalu, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyetujui pembangunan 3.400 unit rumah di blok permukiman E1. Jika rampung, pembangunan ini akan menghubungkan E1 dengan permukiman Ma’ale Adumim sehingga secara efektif memisahkan Tepi Barat menjadi dua bagian dan menghambat pembentukan negara Palestina dengan wilayah yang berkesinambungan.
Smotrich bahkan menyebut pembangunan tersebut sebagai langkah penting untuk menghapus “ilusi solusi dua negara” dan memperkuat kendali Israel di wilayah tersebut.
Pada Juli lalu, Belanda melarang Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir masuk ke negaranya karena kebijakan ekstrem yang mereka usung. Ben-Gvir kerap membuat pernyataan kontroversial, termasuk menyerukan agar bantuan kemanusiaan ke Gaza dihentikan dan mendorong pengusiran warga Palestina dengan istilah “migrasi sukarela.”
Tekanan terhadap pemerintah Belanda juga datang dari masyarakat sipil. Pada Juni, lebih dari 100 ribu orang turun ke jalan di Den Haag untuk memprotes agresi Israel di Gaza menjadi aksi protes terbesar di Belanda dalam dua dekade terakhir.







Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, resmi mengundurkan diri pada Kamis (22/8) setelah gagal meyakinkan kabinet untuk mengambil langkah sanksi yang lebih tegas terhadap Israel terkait konflik di Gaza. Keputusan ini diungkapkannya usai rapat kabinet pemerintahan sementara yang membahas situasi Gaza.
Menurut saya …berarti beliau orang yg punya mata
hati nurani baik dan punya pemikiran yg luas, dgn keputusan beliau mengundurkan diri dari menteri luar negeri Belanda itu jentelmen sekali..semoga semakin ramai org2 baik seperti beliau.
Terima kasih orang baik
Free free free Palestine
betul banget kak
Pengunduran diri Caspar Veldkamp menunjukkan keberanian seorang pemimpin yang memilih prinsip kemanusiaan di atas kompromi politik. Salut dan hormat atas sikap beliau yang tetap memegang nurani di tengah tekanan, semoga menjadi teladan bagi para pemimpin lain di dunia.
Belanda dahulu ada di barisan penjajah, namun sekarang mereka mulai berdiri bersama para pejuang keadilan. Walaupun negaranya sempat diancam oleh Mr. MS-13, kudos Belanda yang tetap memiliki kesadaran dan keberanian untuk tidak memihak entitas penjajah Amerika dan Israel.
Free free free Palestine