More

    Permintaan Maaf Universitas Indonesia Usai Undang Akademisi Pro-Israel

    Flyer PSAU Pascasarjana UI 2025 yang beredar di grup-grup WhatsApp.

    JAKARTA, KabarKampus – Universitas Indonesia (UI) menjadi sorotan publik setelah mengundang akademisi Amerika Serikat, Peter Berkowitz, dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI 2025 di Kampus Depok, Sabtu (23/8). Kehadiran Berkowitz menuai kritik di media sosial karena ia dikenal sebagai tokoh yang mendukung Israel.

    Dalam tayangan resmi YouTube UI, Berkowitz hadir sebagai salah satu pembicara bersama Direktur Utama PT Pindad Sigit Santoso dan Rektor UI Heri Hermansyah. Dalam orasinya, Berkowitz menyinggung peran pendidikan dalam demokrasi, hak asasi manusia, hingga filsafat politik Aristoteles.

    Namun, rekam jejak Berkowitz di luar kampus menimbulkan kontroversi. Ia diketahui pernah menjabat sebagai Direktur Perencanaan Kebijakan di Departemen Luar Negeri AS era Donald Trump (2019–2021), serta menulis sejumlah karya yang membela Israel, termasuk buku Israel and the Struggle over the International Laws of War (2012). 

    - Advertisement -

    Beberapa opininya yang terbit dalam beberapa tahun terakhir juga dianggap pro-Israel, termasuk tentang perang Gaza. Menanggapi kritik, UI mengakui kekhilafan dan menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat. Kepala Humas UI, Arie Afriansyah, menegaskan bahwa undangan terhadap Berkowitz murni atas pertimbangan akademik, tanpa maksud mendukung sikap politik tertentu.

    “Adapun tentang latar belakang pembicara dari luar negeri, Prof. Peter Berkowitz (The Hoover Institutions – University of Stanford), dengan segala kerendahan hati UI mengakui kurang hati-hati, dan untuk itu UI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam kekurangcermatan saat melakukan background check terhadap yang bersangkutan,” tulisnya dalam press release klarifikasi UI. 

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    7 COMMENTS

    1. Rasanya selevel rektor dari Universitas terkemuka sampai tidak mengetahui background Nara sumbernya, itu aneh sih. Selain itu kan banyak orang di sekitar rektor, masak sih ndak tahu.

    2. Rasanya hal yg mustahil jika narasumber yg di hadirkan tdk di ketahui latar belakang nya oleh tuan rumah…
      Rapatkan barisan utk trs melakukan Aksi2 mngajak massa lebih banyak lgi utk menekan sang penjajah sesegera mungkin lenyap dari bumi Palestina

    3. Perlunya pergerakan revolusi total disemua bidang termasuk pendidikan supaya melahirkan lulusan anti kapitalis dan anti zionis.

      #RevolutionarySocialism #StopCapitalism

    4. Menghadirkan akademisi asing tentu sah-sah saja demi memperkaya wawasan, namun seharusnya UI lebih cermat dalam memilih narasumber, terutama yang punya rekam jejak kontroversial terkait isu kemanusiaan di Palestina. Kita berharap kampus sebesar UI bisa lebih sensitif dan berpihak pada nilai keadilan, agar dunia akademik tidak kehilangan martabat di mata publik.

    5. Yup. Ini akan menjadi contoh terbaik untuk memicu kesadaran masyarakat, khususnya yang memiliki pengaruh besar seperti institusi pendidikan. UI berani untuk meminta maaf terbuka dan menyadari kekhilafannya, masyarakat merasa ‘geger’ karena kejadian tersebut, ini semua bisa membuat narasi pro-Palestina yang sebelumnya “statis”, mudah-mudahan terjadi peningkatan.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here