
Arie menambahkan bahwa ke depan UI akan lebih selektif dan sensitif dalam mempertimbangkan narasumber internasional. Pihaknya juga menyebut kasus ini sebagai pembelajaran penting bagi universitas. UI menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung kemerdekaan Palestina, sesuai amanat konstitusi Indonesia.
“Dalam kesempatan ini, UI juga dengan tegas menyatakan akan terus berkomitmen sesuai dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam menghapus penjajahan dan akan melakukan perbaikan dalam semua lini tata kelola universitas untuk menjamin iklim kebebasan akademik dan demokrasi terus terawat dengan baik,” tulis rilis lebih lanjut.
Komitmen ini sebelumnya juga telah disampaikan langsung oleh Rektor UI kepada Duta Besar Palestina dalam kunjungan resmi ke kampus pada Januari 2025. Peter Berkowitz adalah Tad and Dianne Taube Senior Fellow di Hoover Institution, Universitas Stanford.
Ia mengenyam pendidikan di Swarthmore College, Hebrew University of Jerusalem, hingga meraih PhD dari Yale University. Berkowitz sempat mengajar filsafat politik di Harvard University dan menerima Bradley Prize pada 2017. Meski memiliki rekam jejak akademik mumpuni, keterlibatannya dalam isu-isu politik global, khususnya dukungan terhadap Israel, membuat kehadirannya di forum akademik UI menuai protes luas.







Rasanya selevel rektor dari Universitas terkemuka sampai tidak mengetahui background Nara sumbernya, itu aneh sih. Selain itu kan banyak orang di sekitar rektor, masak sih ndak tahu.
Cerdas
Rasanya hal yg mustahil jika narasumber yg di hadirkan tdk di ketahui latar belakang nya oleh tuan rumah…
Rapatkan barisan utk trs melakukan Aksi2 mngajak massa lebih banyak lgi utk menekan sang penjajah sesegera mungkin lenyap dari bumi Palestina
Perlunya pergerakan revolusi total disemua bidang termasuk pendidikan supaya melahirkan lulusan anti kapitalis dan anti zionis.
#RevolutionarySocialism #StopCapitalism
Menghadirkan akademisi asing tentu sah-sah saja demi memperkaya wawasan, namun seharusnya UI lebih cermat dalam memilih narasumber, terutama yang punya rekam jejak kontroversial terkait isu kemanusiaan di Palestina. Kita berharap kampus sebesar UI bisa lebih sensitif dan berpihak pada nilai keadilan, agar dunia akademik tidak kehilangan martabat di mata publik.
Yup. Ini akan menjadi contoh terbaik untuk memicu kesadaran masyarakat, khususnya yang memiliki pengaruh besar seperti institusi pendidikan. UI berani untuk meminta maaf terbuka dan menyadari kekhilafannya, masyarakat merasa ‘geger’ karena kejadian tersebut, ini semua bisa membuat narasi pro-Palestina yang sebelumnya “statis”, mudah-mudahan terjadi peningkatan.