Aliansi kolektif 17+8 sendiri berisi gabungan mahasiswa, aktivis, LSM, hingga influencer yang menyatukan aspirasi bersama. Sebelum dinamika aksi mahasiswa Unpad, pimpinan dan sivitas akademika universitas ini juga menyampaikan pernyataan sikap resmi yang diberi nama Maklumat Makalangan.
Pernyataan ini dibacakan di Tugu Makalangan, gerbang utama Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, pada Kamis (4/9). Rektor Unpad, Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, didampingi Sekjen Alumni Unpad, Yhodhisman Soratha, menegaskan bahwa maklumat ini mewakili seluruh unsur kampus—pimpinan universitas, Senat Akademik, Dewan Guru Besar, Ikatan Alumni, dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa.
“Kami menyampaikan duka yang mendalam atas korban jiwa, luka, serta penderitaan yang dialami masyarakat dalam gelombang demonstrasi sejak 28 Agustus 2025 hingga hari ini. Kami juga menyesalkan terjadinya intimidasi dan tindakan represif, termasuk yang dialami oleh beberapa anggota sivitas akademika Unpad,” ungkapnya.
Maklumat tersebut dibacakan secara bergantian oleh Rektor Unpad, Ketua Senat Prof. Ganjar Kurnia, Dewan Guru Besar Prof. Susi Dwi Harijanti, Ketua BEM Kema Unpad Vincent Thomas, serta Sekjen Ikatan Alumni Unpad Yhodhisman Sorata. Prof. Susi menekankan pentingnya menjaga kampus sebagai ruang aman bagi kebebasan berpikir.
Gabungan aksi mahasiswa di jalan dan pernyataan resmi kampus melalui Maklumat Makalangan memperlihatkan kesatuan sikap Unpad. “Kampus adalah ruang aman bagi kebebasan berpikir, nalar kritis dan pembentukan moralitas bangsa. Ancaman terhadap kebebasan sivitas akademika adalah ancaman terhadap kebebasan akademik itu sendiri,” ucapnya.
